Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tergerus sentimen negatif dari Eropa, pasangan kurs EUR/JPY bakal melanjutkan koreksi pada perdagangan Rabu (24/7). Padahal, dalam waktu dekat belum ada data berarti yang bakal dirilis Jepang.
Berdasarkan data Bloomberg pukul 22.04 WIB, pasangan EUR/JPY tercatat melemah sebanyak 0,31% ke level 120,54. Analis HFX Internasional Berjangka Ady Phangestu mengatakan, pergerakan pasangan kurs tersebut cenderung temporary flat.
"Tidak ada data dari Jepang, jadi pergerakan pasangan kurs tersebut justru lebih dipengaruhi dari data Amerika Serikat (AS)," kata Ady kepada Kontan.co.id, Selasa (23/7).
Secara teknikal, pergerakan pasangan kurs EUR/JPY berada dalam tren minor. Saat ini harga memantul dari harga low bulan Juni di 120,78 sebagai support, kemudian harga tengah pivot berindak sebagai resistance terdekat, yang disambung dengan resistance lanjutan di 123,35. Menurutnya, pelemahan euro bisa mengantarkan pair ini ke harga low Januari di harga 118,79.
Dilihat dari indikator moving average (MA) menunjukkan pergerakan berulang yang lebih dominan, untuk indikator RSI di level 14 berada dalam sentiment negatif, sedikit mendekati level 50.
Baca Juga: Menanti arah ECB, EUR/USD masih akan tertekan
Ady menjelaskan, pelepasan harga di bawah 120,75 akan mengantarkan pasangan itu ke level 120 sebagai level psikologi.
"Sementara itu, penguatan euro berkemungkinan membawanya untuk menguji kekuatan EMA 200. Secara samar, sedikit memberikan bias divergensi," jelasnya.
Untuk itu, pada perdagangan Rabu (24/7) diprediksi masih akan bergerak flat karena berada di area sideway. Adapun rentang resistance besok yakni 108,35 dan 109, sedangkan untuk level support 107,20 dan 106,75. Untuk jangka pendek investor masih direkomendasikan sell, sedangkan untuk jangka menengah bisa hold untuk kemudian buy.
Sedangkan sentimen yang masih menjadi perhatian besok yakni dari pergerakan kurs euro pekan ini, mengacu pada perubahan suku bunga acuan Bank Sentral dan pernyataan kebijakan moneter. Kedua hal tersebut menjadi highlight pekan ini, selain data ekonomi lainnya.
Sementara itu, pada Rabu (24/7) Eropa bakal merilis Services Manufacturing PMI yang diperkirakan mengalami penurunan, disusul rilis IFO dari Jerman pada Kamis (25/7) yang diperkirakan kembali merosot. Serta, yang paling dinanti yakni pengumuman perubahan suku bunga acuan Bank Sentral Eropa (ECB).
Baca Juga: Inflasi rendah menyudutkan euro di hadapan dollar AS
Meskipun Analis HFX Internasional Berjangka itu meyakini ECB masih akan mempertahankan suku bunga acuannya bulan ini, namun inti pernyataan dari kebijakan ECB patut dicermati investor.
Seperti, langkah yang akan diambil dalam pelonggaran moneter lanjutan, apakah ada sinkronitas dari nada pernyataan dengan langkah konkrit yang akan dilakukan.
Di sisi lain, data dari Amerika Serikat (AS) berpeluang besar membuat kurs euro mengalami volatilitas di pekan ini. Sentimen yang perlu diperhatikan pada euro pekan ini, bertitik pada perubahan suku bunga acuan Bank Sentral dan pernyataan kebijakan moneter. Kedua hal tersebut menjadi highlight pekan ini, selain data ekonomi lainnya.
Baca Juga: Pairing EUR/GBP berada dalam zona konsolidasi
Sementara itu, pada Rabu (24/7) Eropa bakal merilis Services Manufacturing PMI yang diperkirakan mengalami penurunan, disusul rilis IFO dari Jerman pada Kamis (25/7) yang diperkirakan kembali merosot. Serta, yang paling dinanti yakni pengumuman perubahan suku bunga acuan Bank Sentral Eropa (ECB).
Meskipun Analis HFX Internasional Berjangka itu meyakini ECB masih akan mempertahankan suku bunga acuannya bulan ini, namun inti pernyataan dari kebijakan ECB patut dicermati investor.
Seperti, langkah yang akan diambil dalam pelonggaran moneter lanjutan, apakah ada sinkronitas dari nada pernyataan dengan langkah konkrit yang akan dilakukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
