Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Noverius Laoli
Hingga di semester I/2021, penjualan dari produk-produk yang terkait dengan Covid-19 di seluruh segmen bisnis mencatatkan kontribusi sekitar 5%-10% terhadap total pendapatan di semester I/2021.
Memasuki semester II/2021, Rendy memperkirakan kontribusi dari produk Covid-19 masih akan stabil, di level yang sama, seiring dengan terjadinya peningkatan kasus yang signifikan di kuartal III/2021, khususnya di bulan Juli-Agustus.
Selain itu, di sektor vaksin, KLBF melalui KGBio dan juga konsorsium dengan Genexine, tidak hanya mengembangkan vaksin Covid-19 yaitu GX-19N, tetapi juga mengembangkan obat untuk terapi pasien Covid-19 untuk gejala sedang hingga berat yaitu GX-I7.
Saat ini Rendy mengamati, kalau obat GX-I7 sendiri telah menjalani fase uji klinis tahap 2, begitu juga untuk vaksin GX-19N yang telah menjalani fase uji klinis tahap 2 dan 3 di Indonesia, dimana diperkirakan akan selesai dan mendapat izin penggunaan darurat (EUA) dari BPOM di akhir tahun mendatang.
Rendy memperkirakan pengembangan obat terapi dan juga vaksin untuk Covid-19 ini akan berdampak positif bagi KLBF ke depannya, seiring dengan potensi Covid-19 yang juga akan menjadi endemi.
Baca Juga: Simak rekomendasi saham BRPT, BBNI, dan KLBF untuk Jumat (24/9)
“Selain itu, saat ini untuk vaksinasi sendiri telah terdapat beberapa rumah sakit yang mendistribusikan vaksin booster secara berbayar, dimana kami melihat hal ini dapat menjadi peluang bagi KLBF sebagai salah satu sumber pendapatan baru dari vaksin GX-19N ke depan,” kata Rendy.
Panin sekuritas mempertahankan pandangan positif untuk KLBF yang didukung oleh pertumbuhan pendapatan dari segmen obat resep yang membaik, pendapatan dari segmen distribusi yang bertumbuh signifikan, potensi pasar obat terapi dan vaksin Covid-19 sebagai sumber pendapatan baru kedepan, dan tekanan di segmen consumer health yang cenderung temporer.
Ia menurunkan estimasi pendapatan di tahun 2021, sebesar 4,55% seiring dengan potensi kinerja penjualan yang melambat di kuartal III/2021 karena adanya pengetatan aktivitas masyarakat, tetapi meningkatnya efisiensi berpotensi mendorong pertumbuhan laba bersih.
Pendapatan diperkirakan akan mencapai Rp 24,99 triliun atau naik 8,16% dari tahun 2020, di angka Rp 23,11 triliun. Sedangkan laba bersih diperkirakan akan berada di angka Rp 2,97 triliun atau naik 8,97% dari Rp 2,73 triliun di tahun 2020.
Rendy merekomendasikan beli KLBF dengan target harga Rp 1.850 per saham.
Selanjutnya: IHSG lanjut bergerak di kisaran 6.030-6.130, simak rekomendasi saham hari ini (22/9)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News