kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pandemi Corona bikin kinerja PT Timah (TINS) tertekan sepanjang kuartal I-2020


Senin, 22 Juni 2020 / 18:02 WIB
Pandemi Corona bikin kinerja PT Timah (TINS) tertekan sepanjang kuartal I-2020
ILUSTRASI. Open pit tambang timah milik PT Timah Tbk Pemali.foto/KONTAN/Anna Suci


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Timah Tbk (TINS) mengalami tekanan sepanjang tiga bulan pertama 2020. TINS menanggung kerugian bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk hingga Rp 412,85 miliar. Padahal, di periode yang sama tahun sebelumnya TINS masih membukukan laba bersih senilai Rp 301,27 miliar.

Meski demikian, pendapatan TINS naik dibandingkan tahun lalu. Tercatat, kuartal I-2020 TINS membukukan pendapatan senilai Rp 4,38 triliun, naik 5,2% dari pendapatan tahun sebelumnya yang hanya Rp 4,16 triliun.

Abdullah Umar Baswedan, Sekretaris Perusahaan PT Timah mengatakan, tertekannya kinerja TINS di kuartal I-2020 ini tidak terlepas dari jatuhnya harga logam timah yang merupakan dampak pandemi corona (Covid-19).

Baca Juga: Beban membengkak, Timah (TINS) cetak rugi bersih Rp 412,85 miliar di kuartal I-2020

“Rata-rata harga jual logam timah pada kuartal I-2020 hanya US$ 16.703 per ton, atau turun 22% dari kuartal I-2019 sebesar US$ 21.505,” ujar Umar, Senin (22/6).

Menurut manajemen TINS, pandemi Covid-19 telah memukul perekonomian sejumlah negara mitra dagang Indonesia. Beberapa negara bahkan mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang negatif di antaranya seperti Singapura, Hong Kong, hingga China.

Lesunya perekonomian menjadi pemicu turunnya harga komoditas logam, termasuk timah. Menurut data International Tin Association (ITA), pada kuartal pertama 2020 tercatat surplus logam timah sebesar 11.000 metrik ton (MT) di pasaran. Hal ini karena volume permintaan timah hanya 69.900 MT sedangkan volume pasokannya mencapai 80.900 MT.

“Lesunya permintaan timah dunia diduga merupakan dampak pandemi Covid-19 yang membuat sejumlah negara memberlakukan lockdown atau pembatasan sosial, sehingga aktivitas industri pun melambat,” sambung dia.

TINS mencatatkan produksi bijih timah sepanjang kuartal I-2020 sebesar 15.217 ton , turun 29,5% dari volume pada 2019 yang mencapai 21.610 ton. Sebanyak 84% dari realisasi produksi kuartal I-2020 berasal dari penambangan darat, sedangkan 16% sisanya berasal dari penambangan laut.

Baca Juga: Urung mengeksekusi buyback saham, PT Timah (TINS) pilih fokus jaga arus kas

Adapun volume produksi logam pada kuartal I-2020 mencapai 14.133 MT , turun dibandingkan realisasi produksi pada kuartal I-2019 yang sebesar 16.302 MT. Volume penjualan logam pada kuartal I-2020 sebesar 17.553 MT, naik jika dibandingkan dengan volume kuartal I-2019 yang hanya 12.553 MT.

Ke depan, TINS akan tetap melakukan kebijakan dan strategi efisiensi, di antaranya memangkas operational expenditure (opex) sampai dengan 30%, sedangkan penggunaan belanja modal atau capital expenditure (capex) diprioritaskan kepada hal yang mendukung pencapaian produksi TINS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×