Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Dollar Amerika Serikat (AS) bertahandi level tertinggi dalam 19 bulan pada Senin (17/12). Pamornya sebagai aset aman atau safe haven naik ketika pasar khawatir dengan prospek ekonomi ke depan, yang menyebabkan selera kepada aset berisiko seperti bursa dan mata uang Asia, merosot.
Data ekonomi China dan Eropa yang lebih lemah ketimbang perkiraan juga mendorong investor mengamankan aset dari pasar saham kepada safe haven seperti dollar AS dan yen.
"Dollar jelas menunjukkan daya tariknya ketika pasar tertekan," kata Ray Attrill, Kepala Strategis Mata Uang di NAB, seperti dikutip Reuters.
Indeks Dollar, yang menunjukkan kekuatan The Greeback terhadap enam mata uang utama lainnya, tak banyak berubah pagi ini di posisi 97,44. Angka ini masih di kisaran tertinggi selama 19 bulan yang sudah disentuh Jumat lalu di level 97,71.
Dollar Australia yang ekonominya dekat dengan China, melemah ke posisi US$ 0,7174. Kurs aussie melemah 0,3% pekan lalu setelah China menunjukkan data ritel November mengalami pelemahan. Angka produksi juga merupakan yang terlemah dalam tiga tahun.
Selain itu, pasar juga mengalihkan dollarnya dengan ekspektasi bank sentral AS Federal Reserve akan menaikkan bunganya sebesar 25 basis poin pada 18019 Desember mendatang.
Namun, tingkat agresivitas The Fed menaikkan bunga dinilai lebih lemah saat ini. Berdasarkan proyeksi September lalu, The Fed kemungkinan menaikkan bunga tiga kali pada tahun 2019. Sekarang, pasar memperkirakan, kenaikannya mungkin hanya satu kali di tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News