kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pamor logam mulia belum pulih


Selasa, 06 Oktober 2015 / 06:58 WIB
Pamor logam mulia belum pulih


Reporter: Namira Daufina, Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pesona logam mulia memudar sepanjang sembilan bulan pada tahun ini. Komoditas ini kalah pamor dibanding dollar AS. Maklum, spekulasi kenaikan suku bunga The Fed melambungkan nilai mata uang Paman Sam. Spekulasi suku bunga AS masih akan membayangi harga logam mulia hingga akhir tahun ini. Peluang kenaikan semakin lambat, lantaran permintaan terancam lesu.

Emas

Kilau emas sulit bertahan sepanjang tahun ini. Hingga kuartal III berakhir, harga emas spot tergerus 6,06%. Penyebabnya, pamor dollar melambung akibat ekspektasi kenaikan suku bunga Fed. Bahkan, emas sempat terpuruk di US$ 1.085,6 per ons troi di Agustus lalu. Ini harga termurah setidaknya sepanjang tahun ini. Sentimen di pasar emas semakin lemah akibat aksi China mendevaluasi nilai tukar yuan.

Meski demkikian, pada Januari lalu, harga emas sempat menguat ke US$ 1.304,4 per ons troi. Ketika itu pasar saham terkoreksi tajam. "Ketika saham jeblok, investor mengalihkan dana dari aset berisiko ke safe haven, yaitu emas,” kata Alwi Assegaf, analis SoeGee Futures.

Proyeksi Alwy, spekulasi suku bunga AS masih membayangi pergerakan harga emas hingga penghujung tahun ini. Apalagi belum ada dukungan secara fundamental. Permintaan emas masih lesu seiring gejolak ekonomi China. Negeri Panda merupakan pengguna emas terbesar di dunia. Hanya, tetap ada peluang kenaikan harga di jangka pendek, jika AS menunda lagi kenaikan suku bunga.

"Tapi, rebound terbatas, penundaan kenaikan fed fund rate bisa menyokong pasar saham. Efeknya, emas bersaing dengan saham," imbuh Alwy. Ia menduga, hingga tutup tahun, emas bergerak di US$ 1.070-US$ 1.200 per ons troi. Hingga pukul 17.07 WIB kemarin (5/10), emas pengiriman Desember 2015 di Commodity Exchange turun 0,32% ke US$ 1.134 per ons troi.

Perak

Nasib perak dan emas bak pinang dibelah dua. epanjang tahun hingga September 2015, harga perak turun 7,73%. Ariston Tjendra, Senior Research and Analyst Monex Investindo Futures menyebut, penurunan signifikan terjadi sejak Juli. Ini imbas spekulasi kenaikan suku bunga AS. Koreksi kian tajam Agustus lalu. Sehingga menggiring harga perak ke US$ 14,07 per ons troi, harga terendah lima tahun terakhir.

Koreksi tajam akibat devaluasi yuan yang melambungkan nilai dollar AS. Ini sentimen negatif bagi harga komoditas. Belum lagi, devaluasi mengindikasikan ekonomi China melambat. Permintaan perak terancam lesu. Itu sebabnya, Ariston menduga, tren bearish belum berakhir hingga akhir tahun ini. Sekalipun negara importir emas, yaitu China dan Eropa mengucurkan stimulus demi mendongkrak perekonomian, efeknya baru bisa terasa tahun depan.

Namun, harga bisa lebih stabil, apabila data ekonomi AS bulan ini kurang solid. Data yang melambat bisa memicu pesimisme terhadap kenaikan suku bunga The Fed tahun ini. Prediksinya, support harga perak di US$ 13,80, dengan target resistance US$ 17.80 per ons troi.

Kemarin, perak pengiriman Desember di Comex naik tipis 0,17% ke US$ 15,29 per ons troi. n Platinum Platinum mencatatkan koreksi paling tajam di antara komoditas logam mulia. Hingga kuartal III-2015, harganya anjlok sekitar 25,38%.

Selain efek penguatan dollar, secara fundamental permintaan lesu, sementara suplai berlebih. Di awal tahun, permintaan platinum dari AS, Eropa, dan Rusia tinggi. Itu sebabnya, harga sempat melambung ke US$ 1.293,4 per ons troi Januari lalu. Ini menjadi harga tertinggi di 2015.

Namun, Deddy Yusuf Siregar, Research and Analyst Fortis Asia Futures, bilang, harga kemudian terbebani lonjakan suplai. Maklum, perusahaan tambang platinum di Afrika Selatan menggenjot produksi. Sentimen negatif semakin mencuat di akhir kuartal III. Skandal kecurangan emisi Volkswagen terbongkar. Platinum merupakan komponen mobil berbahan bakar diesel tersebut.

Muncul kekhawatiran permintaan platinum berkurang, karena pasar akan menghindari mobil bermesin diesel. Skandal ini menjatuhkan platinum ke US$ 905,2 per ons troi di awal Oktober. Deddy menduga, isu skandal ini masih akan membebani platinum sampai akhir tahun ini. Apalagi, permintaan industri di China belum pulih. Ia menduga, harga berada di US$ 880-US$ 950 per ons troi. "Tetap ada peluang rebound terbatas, apabila kenaikan suku bunga AS kembali ditunda," terangnya.

Kemarin, platinum pengiriman Januari 2016 di New York Merchantile Exchange naik 0,79% ke US$ 916,7 per ons troi.

Palladium

Tren bearish juga menyelimuti harga palladium. Sebagai sesama komoditas logam mulia, pergerakannya sedikit banyak mengekor harga emas. Hingga kuartal ketiga tahun ini, harganya sudah tergerus 18,57%. Pengamat pasar komoditas Ibrahim menilai, optimisme kenaikan fed fund rate menjatuhkan harga paladium.

Belum lagi, permintaan untuk manufaktur dan otomotif China lesu. Bahkan, setelah Tiongkok mendevaluasi yuan, harganya sempat jatuh ke US$ 529 per ons troi akhir Agustus lalu. Ini harga termurah selama 6,5 tahun terakhir. Namun, sejak September lalu, pasar palladium diwarnai sentimen positif. Berbeda dengan logam platinum, pasar palladium justru mendapat angin segar akibat skandal Volkswagen. Permintaan mobil berbahan bakar gasolin (bensin) diperkirakan melonjak.

Palladium banyak digunakan untuk pembuatan mobil berbahan bakar gasolin. Itu sebabnya Ibrahim menduga, harga palladium hingga akhir tahun ini lebih stabil di kisaran US$ 890 per ons troi. Apalagi, pasar berspekulasi manufaktur China dan Eropa akan pulih seiring pengucuran stimulus. “Saat industri bergairah, pasar akan terjaga meski The Fed mengerek suku bunga," ujarnya. Kemarin, harga platinum pengiriman Desember 2015 di New York Merchantile Exchange naik 1,51% ke US$ 708,1 per ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×