Reporter: Nadya Zahira | Editor: Noverius Laoli
Meskipun tidak terlalu signifikan terhadap penjualan otomotif, setidaknya masyarakat yang terbiasa menggunakan kendaraan pribadi harus memiliki dua kendaraan, mengingat adanya ganjil-genap.
Namun demikian, hal ini akan menjadi kenaikan beban yang ditanggung oleh konsumen sehingga menjadi pertimbangan bagi konsumen dalam menambah kepemilikan kendaraan bermotor.
“Pemerintah juga berwacana akan menaikkan tarif pajak kendaraan bermotor berbasis BBM. Tujuannya untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik dan mengalihkan subsidi BBM ke transportasi umum seperti LRT dan kereta cepat,” kata dia.
Baca Juga: Asing Lanjut Net Buy Jumbo Saat IHSG Anjlok, Cermati 10 Saham Favorit Asing
Selain itu, Johan menilai bahwa tren penjualan otomotif sangat bergantung pada kondisi ekonomi dan stabilitas keamanan atau politik nasional. Di mana, perekonomian dalam negeri masih cukup kuat dan bertumbuh. Pemerintah juga melonggarkan insentif pajak mobil listrik mulai awal tahun 2024.
Adapun kebijakan tersebut tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) No 79 Tahun 2023 yang merevisi Perpres No.55/2019 tentang pengembangan kendaraan listrik berbasis baterai (BEV).
Menurutnya, pertumbuhan populasi di daerah hingga kota-kota besar serta meningkatnya pendapatan, akan berbanding lurus dengan meningkatnya permintaan kendaraan bermotor. Sehingga akan berpotensi memberikan prospek bisnis yang positif pada industri otomotif di Indonesia.
Sementara itu, Johan juga menilai bahwa industri suku cadang otomotif di Tanah Air memiliki prospek yang menjanjikan, karena menunjukkan adanya peluang peningkatan kepemilikan kendaraan di masa depan.
Baca Juga: Terdapat Aksi Crossing Saham Astra International (ASII) Rp 1,6 Triliun
“Pertumbuhan kelas menengah menunjukkan adanya peluang peningkatan kepemilikan kendaraan di masa depan,” kata dia.
Untuk itu, Johan menuturkan, komponen otomotif masih memiliki peluang bagi pangsa pasar domestik dan global, asalkan pemerintah juga terus mengembangkan teknologinya sehingga mampu bersaing di pasar global.
Johan pun merekomendasikan buy untuk saham Astra International Tbk (ASII) dengan target harga Rp 6.450 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News