kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pabrik Semarang ditutup, Prima Cakrawala (PCAR) pangkas target penjualan 2018


Jumat, 14 September 2018 / 18:44 WIB
Pabrik Semarang ditutup, Prima Cakrawala (PCAR) pangkas target penjualan 2018
ILUSTRASI. PT Prima Cakrawala Abadi Tbk (PCAR)


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Prima Cakrawala Abadi Tbk (PCAR) memperkirakan penjualan tahun ini akan turun sekitar 45% dari target awal yakni sekitar Rp 360 miliar di 2018. Pemangkasan tersebut terjadi usai perusahaan itu menutup sementara pabrik di Ngaliyan, Semarang.

Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (14/9) dijelaskan bahwa PCAR tidak mendapat izin usaha industri (IUI) untuk pabrik di Semarang. Ini lantaran, pabrik itu berdiri di lingkungan pemukiman atau perumahan dan bukan kawasan industri.

"Kalau dari kapasitas, Pabrik Semarang itu memiliki kapasitas paling besar dibandingkan dua pabrik kami yang lain," kata Direktur Utama PCAR Raditya Wardhana kepada Kontan.co.id, Jumat (14/9).

Fokus produksi pabrik semarang adalah pasteurized crabmeat atau daging kepiting yang dipasteurisasikan. Pasteurisasi  merupakan proses pemanasan makanan yang bertujuan membunuh bakteri dan lainnya.

Dengan kondisi tersebut, kegiatan proses produksi juga berdampak pada target ekspor per bulan, yakni dari target lima kontainer per bulan menjadi tiga kontainer per bulan. 

Sebagai perbandingan, di 2017 penjualan perusahaan pengolahan rajungan itu menjual 28 kontainer dengan berat bersih kisaran 400 ton.

PCAR menargetkan volume penjualan di tahun ini lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun lalu. Untuk satu kontainer rajungan nilai kisaran Rp 6 miliar. Jika dihitung, dengan total 60 kontainer maka PACR mematok penjualan di kisaran Rp 360 miliar di 2018.

Jumlah tersebut meningkat tajam 166% dibandingkan pendapatan bersih 2017 yang mencapai Rp 135 miliar. "Namun, perkiraan penjualan akan menurun sekitar 45% (Rp 162 miliar) dari target awal," ungkapnya.

Raditya menjelaskan, penurunan tersebut tidak semata mata karena ditutupnya pabrik di Semarang, melainkan juga karena faktor cuaca. "Penurunan bukan hanya karena berhentinya pabrik, tapi juga faktor alam yang menyebabkan menurunnya hasil tangkap bahan baku yang cukup signifikan," tandasnya.

Berdasarkan laporan keuangan kuartal II 2018, PCAR masih mencatatkan kenaikan penjualan 19,34% menjadi Rp 86,80 miliar. Komposisinya, penjualan terbesar atau sekitar 93,61% berasal dari hasil ekspor yakni Rp 81,26 miliar. Sedangkan sisanya berasal dari penjualan lokal sekitar Rp 5,54 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×