Reporter: Dimas Andi | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen baja pelat merah, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) percaya diri dapat meraih kinerja yang lebih baik pada sisa tahun 2025. Pulihnya fasilitas produksi Hot Strip Mill-1 (HSM-1) diyakini akan menjadi katalis positif.
Sebagaimana diketahui, pada kuartal I-2025 KRAS meraih pendapatan sebesar US$ 234,76 juta atau meningkat 1,28% year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni US$ 231,79 juta.
Sayangnya, KRAS masih menderita rugi bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 46,91 juta pada kuartal I-2025, atau membengkak 60,98% yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni US$ 29,14 juta.
Direktur Keuangan Krakatau Steel Daniel Fitzgerald Liman mengatakan, kerugian yang terjadi pada kuartal I lalu lebih disebabkan oleh fasilitas produksi HSM-1 yang masih dalam proses pemulihan usai kejadian kahar dua tahun silam. Namun, kondisi sekarang berbeda lantaran pabrik HSM-1 sudah siap berproduksi secara optimal kembali.
“Kami juga masih menanggung beban keuangan yang tinggi,” ujar dia dalam paparan publik insidentil, Jumat (11/7).
Baca Juga: Sahamnya Disuspensi BEI, Begini Penjelasan Krakatau Steel (KRAS)
Daniel optimistis KRAS dapat segera memulihkan kinerjanya seiring pengoperasian kembali HSM-1 seperti sebelum kahar. Fasilitas produksi HSM-1 pun bakal menjadi motor pertumbuhan kinerja KRAS pada 2025.
Direktur Komersial, Pengembangan Usaha, dan Portofolio Krakatau Steel Hernowo menambahkan, selain optimalisasi fasilitas HSM-1, KRAS juga berusaha melakukan efisiensi biaya secara menyeluruh di tengah ketatnya kondisi geopolitik dan ekonomi global. Efisiensi ini salah satunya dilakukan dengan menerapkan teknologi digital dalam proses bisnis.
KRAS juga aktif memperkuat sinergi antar anak usaha dan subholding guna menciptakan daya saing yang berkelanjutan. Tak hanya itu, KRAS juga melakukan ekspansi untuk memperkuat bisnis inti maupun penjajakan bisnis baru melalui kemitraan strategis.
Lebih lanjut, KRAS juga fokus pada beberapa proyek yang bekaitan dengan industri baja. Salah satunya adalah proyek pipanisasi transmisi gas Cirebon-Semarang.
“Kami menjadi satu-satunya pemasok bahan baku pipa baja untuk proyek tersebut,” imbuh dia dalam acara yang sama.
Di samping itu, KRAS juga berkomitmen untuk berkontribusi dalam memasok baja untuk proyek tiga juta rumah yang dilakukan pemerintah. Perusahaan ini pun turut berusaha membantu peningkatan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) di industri otomotif nasional dengan memasok baja untuk produk mobil.
Baca Juga: BEI Suspensi Saham KRAS dan DKHH, Ini Alasannya
Dihubungi terpisah, Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi mengatakan, jika pabrik HSM-1 dapat beroperasi secara penuh kembali, maka utilisasi produksi baja KRAS terutama untuk produk Hot Rolled Coil (HRC) dapat meningkat. Produk HRC biasanya mampu memberikan margin lebih tinggi dibandingkan produk intermediate baja lainnya.
“Kalau untuk profit sepertinya masih berat. Tapi, setidaknya KRAS bisa menurunkan rugi bersih pada tahun ini,” terang dia, Jumat (11/7).
Dia juga mengapresiasi langkah KRAS yang terlibat dalam beberapa proyek strategis nasional, seperti proyek pipanisasi transmisi gas Cirebon-Semarang yang membutuhkan baja berkualitas tinggi serta proyek tiga juta rumah yang memerlukan pasokan baja ringan.
Di luar faktor suspensi, saham KRAS sebenarnya masih relatif murah dengan price book value (PBV) di bawah 1 kali. Ada kemungkinan harga saham KRAS bisa mencapai level sekitar Rp 400—500 per saham ketika mulai diperdagangkan kembali. Namun, Wafi mengingatkan investor agar terus memantau perkembangan bisnis KRAS.
Sementara menurut Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana, apabila saham KRAS tidak lagi disuspensi, maka harganya berpotensi mencapai kisaran Rp 346—356 per saham. Dia pun merekomendasikan trading buy saham KRAS ketika sahamnya diperdagangkan kembali.
Selanjutnya: Pakuwon Jati Tahan Penambahan Ruang Kantor Baru Sejak 5 Tahun Terakhir, Ini Alasannya
Menarik Dibaca: Dibimbing.id Rancang Pelatihan Hospitality Berbasis Asesmen Kebutuhan Perusahaan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News