Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yuwono Triatmodjo
JAKARTA. Kapasitas produksi terbatas, pangsa pasar semen alias market share PT Indocement Tunggal Prakasa (INTP) pun menyusut. Tahun lalu, pangsa pasar INTP turun menjadi 30,4%, dari tahun sebelumnya 32,1%.
Kepala Riset Samuel Sekuritas Indonesia, Adrianus Bias Prasuryo mengatakan, penyebab turunnya market share INTP lantaran keterbatasan kapasitas produksi. Tahun 2013, INTP hanya bisa memproduksi 16,6 juta ton semen.
Penyelesaian pabrik baru di Citeureup, Jawa Barat akhir tahun 2013 jelas tidak bisa memberikan kontribusi bagi INTP. Kontribusi baru akan dinikmati INTP tahun ini. "Akan ada tambahan produksi sekitar 1,9 juta ton atau 10%," tutur Adrianus.
Adrianus memprediksi, INTP mampu merealisasikan target pertumbuhan volume penjualan sebesar 8% di tahun ini. Ia memprediksi, pendapatan INTP di tahun ini bisa mencapai Rp 20,8 triliun. Jumlah itu naik 12,72% dari proyeksi pendapatan INTP di tahun 2013 yang sebesar Rp 18,48 triliun.
Analis Indo Premier Securities, Stanley Liong dalam risetnya, 27 Januari 2014 berpendapat, beroperasinya pabrik baru dapat mendongkrak kenaikan penjualan INTP hingga 14,2%. Dus, Stanley pun mengasumsikan, INTP akan mampu menjaga pangsa pasar di level 31,5% sampai akhir tahun 2017.
Ia memperkirakan, volume penjualan INTP bisa sebanyak 20,5 juta ton per tahun di 2014. Angka tersebut akan meningkat menjadi 24,9 juta ton per tahun pada 2016 mendatang.
Asal tahu saja, sekitar 86% dari total produksi INTP saat ini masih diserap pasar di pulau Jawa. Namun, dia percaya, INTP secara bertahap bakal memperluas basis konsumennya di luar pulau Jawa.
Sebab, INTP akan membangun pabrik semen lagi berkapasitas produksi sebanyak 4,4 juta ton per tahun. Pabrik yang juga berlokasi di Citeureup tersebut diperkirakan siap beroperasi pada akhir tahun 2016.
Aditya Srinath, analis JP Morgan dalam risetnya, 10 Januari 2014 menyatakan, pengoperasian pabrik baru INTP di Citeureup akan mendongkrak volume penjualan sebesar 7% di tahun 2014. Dus, menurut hitungan dia, pada tahun ini, volume penjualan semen INTP bakal tumbuh hingga 14%. Ia menegaskan, pemilihan lokasi pabrik di Jawa Barat, cukup menguntungkan lantaran bisa menghemat biaya transportasi.
Aditya menilai, pada tahun lalu, INTP lebih fokus menjaga margin, ketimbang memperbesar kapasitas produksi.Namun, Aditya yakin, INTP bisa meningkatkan utilisasi pabriknya di tahun ini menjadi 94%. Angka tersebut akan kembali meningkat menjadi 99% pada tahun 2015.
Aditya memprediksi, laba per saham atau earning per share (EPS) INTP di tahun ini dan 2015 akan naik masing-masing sebesar 12%. Ia pun merekomendasikan buy saham INTP dengan target harga Rp 25.500 per saham.
Senada, Stanley juga menyarankan buy saham INTP dengan target harga Rp 25,850 per saham. Adrianus pun ikut merekomendasikan buy saham INTP dengan target harga Rp 24.800 per saham.
Dia menduga, laba bersih INTP tahun ini tumbuh 7,75% menjadi Rp 5,42 triliun, dari prediksi tahun 2013 yang senilai Rp 5,03 triliun. Kemarin, harga saham INTP turun 4,24% dari posisi akhir pekan lalu ke level Rp 21.450.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News