Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. PT Penyelenggara Program Perlindungan Investor Efek Indonesia (P3IEI) bakal segera beroperasi mulai awal tahun depan.
Sesuai dengan namanya, P3IEI bakal mengelola dana kelolaannya atau Dana Perlindungan Pemodal (DPP) yang dijadikan sumber ganti rugi klaim yang diajukan investor.
P3IEI memang merupakan lembaga nirlaba. Tapi, bukan berarti P3IEI tidak bisa mengikuti cara perusahaan dana pensiun atau asuransi yang memutar dana kelolaannya di dalam pasar modal.
"DPP nanti bisa kami sertakan di instrumen deposito pemerintah dan atau Surat Berharga Negara (SBN)," imbuh Yoyok Isharsaya, Direktur Utama P3IEI, (23/12).
Nah, dua instrumen itu bisa memberikan return tetap. Jadi, bisa dipastikan jika kedepannya P3IEI akan memperoleh gain dari penyertaan di dua instrumen itu.
Gain inilah yang pada akhirnya bisa dijadikan salah satu sumber yang memperkuat DPP dan plafon ganti rugi sehingga likuiditas pencairan klaim bisa tetap terjaga.
Jadi, P3IEI tidak hanya mengandalkan pungutan rutin dari industri pasar modal sebesar 0,001 % dari rata-rata bulanan total nilai aset nasabah tahun sebelumnya.
Informasi saja, saat ini DPP yang dimiliki oleh P3IEI masih diperoleh dari self regulatory organization (SRO), yaitu BEI, KPEI, dan KSEI. Besaran yang diterima P3IEI itu sebesar Rp 45 miliar. Dana talangan ini masih akan dikucurkan maksimal Rp 15 miliar hingga 31 Januari 2014.
Plafon ganti rugi klaim yang bisa dicairkan hingga saat juga belum ditentukan angkanya. Kabar sebelumnya mengatakan, plafon ganti rugi yang bisa dicairkan antara Rp 50 juta hingga Rp 100 juta.
"Tapi angka pastinya diumumkan sebelum akhir tahun ini," pungkas Yoyok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News