kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Outlook positif nikel hingga awal 2017


Rabu, 16 November 2016 / 19:41 WIB
Outlook positif nikel hingga awal 2017


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Sentimen dari Amerika Serikat (AS) dan China menjaga harga nikel untuk terus bergerak dalam tren positif. Analis memperkirakan kenaikan harga nikel akan berlanjut hingga awal 2017.

Mengutip Bloomberg, Selasa (15/11) harga nikel kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange menguat 0,31% ke level US$ 11.295 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir pun nikel menanjak 0,31%.

Analis PT Asia Tradepoint Futures, Andri Hardianto mengatakan, kebijakan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump untuk menggenjot sektor infrastruktur membuat nikel kemungkinan akan terus menanjak.

Pekan lalu, nikel sempat menyentuh level tertinggi dalam lebih dari satu tahun di US$ 11.575 per metrik ton setelah Trump mengumumkan janji untuk meningkatkan anggaran infrastruktur AS.

"Sentimen harga nikel masih bullish. Penurunan harga yang sempat terjadi beberapa hari ini hanya konsolidasi setelah reli pasca terpilihnya Trump," kata Andri.

Goldman Sachs memprediksi nikel akan menjadi komoditas yang paling diuntungkan dengan rencana pembangunan infrastruktur AS.

Di samping itu, dukungan bagi harga nikel juga datang dari negeri Tiongkok. Pada pekan lalu, China mengumumkan rencana untuk memperluas kapasitas pembangkit listrik sebesar 31% menjadi 2.000 gigawatt hingga tahun 2020. China juga menyetujui tiga proyek pembangunan kereta api dengan nilai investasi mencapai 85,6 miliar yuan.

Di sisi lain, nikel masih mengalami defisit yang kemungkinan akan terus berlanjut karena masalah audit tambang Filipina serta larang ekspor bijih nikel Indonesia. Macquarie Bank memperkirakan defisit nikel akan terjadi hingga akhir tahun ini lantaran turunnya ekspor Filipina sebesar 20% pada 2016.

Dengan demikian, Andri melihat penguatan harga nikel dapat berlangsung setidaknya hingga kuartal pertama tahun 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×