kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45982,91   -7,46   -0.75%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Outlook Membaik, Cek Rekomendasi Dua Saham Emiten Semen Ini


Senin, 31 Januari 2022 / 06:30 WIB
 Outlook Membaik, Cek Rekomendasi Dua Saham Emiten Semen Ini


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Permintaan semen dalam negeri serta ongkos produksi yang bisa lebih murah seiring turunnya harga batubara dinilai bisa mendorong kinerja emiten semen pada 2022. 

Analis Ciptadana Sekuritas Michael Filbery memperkirakan, permintaan semen dalam negeri akan tumbuh positif pada tahun ini. Ia memproyeksikan, pada tahun ini konsumsi semen nasional akan mencapai 68,5 juta ton alias tumbuh 5% secara tahunan. Menurutnya, terdapat dua faktor yang mendorong naiknya permintaan semen.

Pertama, pemerintah kembali memfokuskan pengembangan infrastruktur di Indonesia. "Kedua, prospek pertumbuhan sektor residensial pada tahun ini seiring tumbuhnya marketing sales properti di tahun lalu,” tulis Michael dalam risetnya pada 28 Januari.

Dari sisi operasional, Michael memperkirakan, harga batubara akan jauh lebih rendah pada tahun ini. Kendati begitu, ia tak menampik kenaikan harga batubara pada tahun lalu telah mengangkat biaya overhead manufaktur beberapa pemain di kuartal IV-2021. Namun, pada tahun ini, diperkirakan rata-rata harga batubara hanya berada di kisaran US$ 100 per ton seiring normalisasi pasokan.

Baca Juga: Kenaikan Harga Batubara Berimbas ke Industri Semen, Begini Rekomendasi Saham INTP

Menurutnya, dengan tingkat harga batu bara yang akan lebih rendah dari tahun lalu, maka bisa mengurangi tekanan harga bahan baku bagi para produsen semen di tahun ini. Berdasarkan perhitungannya, harga batubara rata-rata yang lebih rendah akan membuat penurunan biaya bahan bakar per ton sebesar 4,0% yoy untuk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dan 5,9% yoy untuk PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).

Di satu sisi, kenaikan harga batubara membuat kedua emiten tersebut menaikkan harga jual rata-rata produk semen mereka. Tercatat, INTP sudah menaikkan dua kali harga semen pada akhir tahun ini, total kenaikan harga sekitar 5-9%. Sementara SMGR sudah menaikkan harga rata-rata sebesar 4%-5% pada Oktober dan 6%-7% pada November lalu.

“Namun, kenaikan harga tersebut secara kumulatif membuat harga jual rata-rata (ASP) SMGR cenderung flat pada tahun ini, sedangkan untuk INTP mengalami kenaikan ASP 2,5% untuk 2021,” imbuhnya. 

Saat ini, Michael memberikan rating overweight untuk sektor semen seiring potensi meningkatnya permintaan di tengah pemulihan ekonomi. Dari sisi risiko, menurutnya terdapat tiga hal yang patut diwaspadai.

Pertama, volatilitas ASP yang lebih tinggi seiring semakin ketatnya persaingan di pulau Jawa. Kedua, harga batubara yang lebih tinggi dari perkiraan. Ketiga, lambatnya intervensi pemerintah terkait moratorium kapasitas semen.

Adapun, Ciptadana Sekuritas sama-sama memberikan rekomendasi beli untuk saham SMGR dan INTP dengan target harga masing-masing Rp 11.500 dan Rp 15.650 per saham. Michael menjadikan SMGR sebagai top pick untuk emiten semen lantaran punya valuasi yang lebih menarik serta potensi upside yang lebih tinggi dari INTP. 

Baca Juga: Cermati Saham-Saham yang Berpotensi Naik Saat Pemulihan Ekonomi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×