kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Outlook bullish BNI disokong NPL rendah


Kamis, 25 Januari 2018 / 21:34 WIB
Outlook bullish BNI disokong NPL rendah
ILUSTRASI. Pelayanan Nasabah di Bank Negara Indonesia (BNI)


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) berhasil menekan kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) pada 2017 ke level rendah, melalui strategi write off. Langkah penghapusan buku ini berbuah manis dan berpeluang menyokong performa perusahaan pada 2018.

Rasio NPL BBNI di akhir 2017 turun secara signifikan menjadi 2,3%, dari posisi 2,8% per September 2017. Tahun 2016, NPL bahkan sempat menyentuh level 3,0%. Tingkat NPL besar pada bank pelat merah ini sebagian besar dikarenakan pembayaran kredit menunggak dari sejumlah korporasi. Maka untuk menyembuhkan arus kas negatif ini, strategi write off dilakukan.

Adapun, jumlah write off yang dilakukan BBNI tahun lalu sebesar Rp 8,7 triliun, angka ini naik signifikan dari write off tahun 2016 sejumlah Rp 3 triliun.

Seiring NPL yang mengecil, biaya provisiĀ  juga ikut turun 9%. Sementara, laba bersih mendaki 20,1% year on year (yoy) menjadi Rp 13,62 triliun. Kenaikan laba terutama ditopang pertumbuhan kredit yang mencapai 12,2% yoy menjadi Rp 441,3 triliun. Hasilnya, pendapatan bunga bersih naik 6,5% menjadi Rp 31,94 triliun. Sementara, pendapatan non bunga (fee based income) meningkat 13,9% menjadi Rp 8,59 triliun.

Kepala Riset Samuel Sekuritas Andy Ferdinand menyatakan, setelah angka write off yang besar tahun lalu, kemungkinan besar BBNI bakal memperkecil jumlah kredit macet yang dihapus pada tahun ini. Sebab, outlook ekonomi tahun ini bakal lebih bullish.

"Keadaan ekonomi sudah membaik dan harga komoditas bakal tinggi. Maka biasanya tekanan NPL akan menurun, jadi kemungkinan untuk write off tahun ini tidak besar," jelas Andy kepada KONTAN, Kamis (25/1).

Lanjut Andy, malah kredit yang dulu bermasalah, saat pertumbuhan ekonomi membaik, bisa berbalik menjadi performing loan dan menurunkan rasio NPL BBNI.

Alvin Baramuli, analis Bahana Sekuritas pada riset 17 Januari mencatat, BBNI membukukan pinjaman konsolidasi sebesar Rp 48 triliun sepanjang tahun lalu. Sektor yang paling membantu pertumbuhan kredit adalah korporasi swasta yang berkontribusi 31% dari total pinjaman. Kontribusi sektor ini naik 14,9% yoy. Diikuti BUMN dengan porsi 19% atau naik 7,7% dalam setahun.

Dari sisi deposito, Erni Marsella Siahaan, analis PT Ciptadana Sekuritas mencatat pertumbuhan 19% yoy. "Pertumbuhan deposito akan memberi likuiditas kuat untuk BBNI, apalagi proyek infrastruktur yang mereka kerjakan relatif lebih banyak dari bank pelat merah lainnya," ujarnya, Kamis (25/1).

Memang tak hanya bicara soal strategi NPL, BBNI juga menarik lantaran mendanai proyek infrastruktur sejumlah ruas jalan tol. Mengutip catatan KONTAN, sepanjang 2017, emiten telah menyalurkan kredit infrastruktur sebesar Rp 99,5 triliun, naik dibandingkan tahun sebelumnya hanya Rp 86,2 triliun.

Itu sebabnya, Erni memperkirakan pertumbuhan kredit BBNI tahun 2018 bisa melejit hingga 15%. Pendapatan perusahaan pada 2018 diproyeksikan sebesar Rp 35,40 triliun dan tahun 2019 sebesar Rp 39,87 triliun. Sedangkan laba bersih tahun ini diprediksi Rp 15,85 triliun dan tahun depan sebesar Rp 18,09 triliun.

Erni merekomendasi beli saham BBNI dengan target Rp 11.300 per saham. Alvin juga sarankan beli dengan target Rp 10.000 per saham. Sedangkan, Andy merekomendasi hold dengan target harga Rp 9.000 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×