Reporter: Dina Farisah, Widiyanto Purnomo | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Otot poundsterling (GBP) mulai kisut setelah laporan data ekonomi Inggris meleset dari harapan. Pounsterling kalah melawan dollar AS (USD) dan melawan dollar Aussie (AUD), namun masih unggul di hadapan euro (EUR).
Mengutip Bloomberg, Rabu (11/3) pukul 20.15 WIB, pasangan GBP/USD turun 0,29% menjadi 1,5027. Pairing GBP/AUD turun tipis 0,1% ke posisi 1,9744. Adapun, GBP naik 0,90% versus EUR menjadi 0,7035.
Analis PT Millenium Penata Futures Suluh Adil Wicaksono mengatakan, GBP sempat menguat terhadap AUD, namun usai rilis data ekonomi yang buruk, pairing GBP/AUD bergerak sideways cenderung turun.
Kemarin, Inggris merilis pertumbuhan produksi manufaktur bulan Januari 2015 minus 0,5%. Ini meleset dari ekspektasi, yaitu tumbuh 0,2%. Namun, sentimen buruk juga membayangi Aussie.
Pinjaman di sektor perumahan (home loans) bulan Januari 2015 minus 3,5%. Padahal, bulan sebelumnya tumbuh 2,7%. Jadi, fundamental keduanya tidak cukup kuat. "Hari ini, pasangan GBP/AUD ada peluang naik terbatas. Namun, jika level support 1,9650 ditembus, pasangan ini bisa jatuh menuju 1,9510," prediksi Suluh.
Analis dan Direktur PT Astronacci International Gema Goeryadi memprediksi, pasangan GBP/USD masih dalam tren bearish sepekan ini. Maklum, di tengah perlambatan ekonomi global, ekonomi Amerika Serikat cukup solid. Data teranyar menunjukkan, pasar tenaga kerja AS terus pulih. "Pairing ini bergerak dalam tren bearish dengan target support di level 1,4980," tuturnya.
Sementara, analis PT Monex Investindo Futures Albertus Christian menilai, GBP masih unggul versus EUR lantaran sentimen negatif mendominasi euro. Investor mencemaskan ketidakpastian negosiasi utang antara Yunani dengan para kreditur. Di sisi lain, bank sentral Inggris (BoE) berniat mengerek suku bunga seiring pertumbuhan upah di Inggris mulai solid. "Pairing EUR/GBP akan bergerak relatif stagnan dengan kecenderungan turun," prediksinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News