Reporter: Yoliawan H | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas pasar modal tampaknya tidak tinggal diam saat melihat lonjakan saham-saham baru yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) melonjak cukup tajam.
Pasalnya lonjakan saham initial public offering tersebut ada yang mencapai 69% pada perdagangan hari pertama.
Pun, ini menyebabkan sistem auto reject atas atau pemberhentian perdagangan sementara pada saham-saham IPO tersebut kerap terjadi. Di sisi lain, ini menjadi pertanyaan banyak pihak apakah memang pembentukan harga saham di pasar sekunder menjadi tidak masuk akal.
Kondisi ini menjadi perhatian khusus oleh otoritas terkait pasar modal seperti Otoritas Jasa Keangan (OJK) dan BEI. Dua instansi tersebut tengah menyiapkan jurus agar lonjakan harga saat perdagangan perdana menjadi lebih normal.
Bahkan pihaknya pun tengah menyiapkan rencana untuk merevisi aturan auto reject atas (ARA) dan auto reject bawah (ARB).
Sekadar informasi, berdasarkan catatan Kontan.co.id, empat emiten baru yang tercatat di BEI harganya langsung melonjak hingga 68,89%. PT Kota Satu Properti Tbk (SATU) tercatat saham perdana mereka lompat 69%, PT Shield On Service Tbk (SOSS) naik 50%, PT Dewata Freight International Tbk (DEAL) naik 69% dan yang terbaru yakni PT Pool Advista Finance Tbk (POLA) melompat 68,89%.
Lebih lanjut, untuk aturan auto reject yang ada di BEI yakni ARA dan ARB untuk perubahan saham 35% bagi saham dengan rentang harga Rp 50 sampai Rp 200, 25% bagi saham dengan rentang harga Rp 200 sampai Rp 5.000 dan 20% bagi saham dengan rentang harga di atas Rp 5.000. Sedangkan ARA saham IPO ditetapkan sebesar 50% di hari pertama
Hoesen, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK mengatakan pihaknya memang sedang melakukan pemantauan dan melakukan pengawasan terkait tren kenaikan saham perdana yang sangat melonjak ini.
“Salah satunya dengan sistem electronic book building. Kami sedang memonitor dan mencari cara untuk mitigasi ini,” ujarnya saat di temui di BEI, Senin (19/11).