kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,51   -5,84   -0.63%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ORI021 dan Reksadana, Mana yang Lebih Menarik?


Senin, 24 Januari 2022 / 21:46 WIB
ORI021 dan Reksadana, Mana yang Lebih Menarik?
ILUSTRASI. Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, Luky Alfirman (tengah), saat peluncuran Obligasi Negara Ritel ORI021, Senin (24/1/2022).


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mulai hari ini, Senin (24/1) menawarkan obligasi ritel ORI021. SBN ritel ini menawarkan kupon sebesar 4,90%.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Luky Alfirman mengatakan, penawaran ORI021 dibuka hingga tanggal 17 Februari 2021. ORI021 adalah SBN ritel pertama yang keluar pada tahun 2022.

"ORI021 ini merupakan SBN ritel pertama yang ditawarkan di 2022, ini adalah SBN ritel perdana kita," kata Luky dalam konferensi pers, Senin (24/1).

Baca Juga: Cara Beli ORI021 untuk Investasi dengan Kupon 4,90%, Hanya 4 Tahap

Luky menyebut, besaran kupon atau imbal hasil yang ditetapkan pemerintah untuk instrumen ORI021 bersifat tetap alias fixed rate. Minimal pembelian ORI021 adalah Rp 1 juta dan maksimum Rp 2 miliar. Karena termasuk terjangkau, Luky menyebut masyarakat milenial menjadi pembeli terbesar dalam SBN ritel.

"Generasi milenial jadi pembeli paling besar, sekarang ada di angka 40 persen, dalam satu instrumen waktu itu pernah bahkan mencapai 50%," ujar dia

Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Deni Ridwan mengaku pemerintah mematok target sebesar Rp 15 triliun untuk penjualan ORI021.

Baca Juga: Agen Penjual Optimistis Minat Investor pada ORI021 Masih Tinggi

Perencana Keuangan Finansia Comsulting Eko Endarto mengungkapkan, ORI021 masih jadi pilihan investasi yang cukup menarik dengan kupon sebesar 4,9%. Pasalnya, kupon tersebut masih jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tabungan maupun deposito yang masing-masing sebesar 1% dan 3%.

"Dengan risiko yang nyaris nol, hasil dari ORI021 masih cukup bagus jika dibandingkan dengan produk perbankan," kata Eko ketika dihubungi Kontan.co.id, Senin (24/1).

Namun dia mengingatkan, investor sebaiknya tetap tidak menaruh seluruh aset ke ORI021. Pasalnya, dengan kondisi inflasi di US dan tapering, maka kenaikan suku bunga bank sepertinya tidak mungkin dihindari. 

Baca Juga: Bank Mandiri Targetkan Penjualan ORI021 Hingga Rp 1,5 Triliun

Senada, Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management Reza Fahmi menambahkan, seiring kenaikan suku bunga pada tahun ini, maka imbal hasil ORI021 yang dapat diperdagangkan kembali di pasar sekunder ini memiliki risiko. 

Menurut dia, ketika suku bunga naik, maka harga ORI021 di pasar sekunder berpotensi menurun. Hal ini berpotensi membuat ORI021 tidak terlalu menarik lagi. Alhasil, imbal hasil yang didapatkan tidak terlalu maksimal. Kendati begitu, jika pembandingnya deposito, ia menilai ORI021 jauh lebih menarik lantaran potongan pajak yang lebih kecil, yakni 10%, dibanding 20%.

"Namun, Jika dibandingkan dengan reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap, ORI021 kalah menarik karena kedua reksadana tersebut punya tingkat imbal hasil yang lebih besar," imbuh Reza.

Dia mencontohkan, berdasarkan Infovesta Fixed Income Fund Index yang mengukur kinerja reksadana pendapatan tetap, kinerjanya mencapai 21,56% dalam 3 tahun terakhir. Sementara Infovesta Money Market Fund Index yang mencerminkan kinerja reksadana pasar uang berhasil  naik mencapai 13,74% dalam tiga tahun terakhir.

Sementara untuk ORI021 maka dalam tiga tahun akan mendapat imbal hasil sebesar 14,7%, itu pun belum dipotong pajak. Sementara untuk kedua jenis reksadana tadi sudah tidak ada potongan pajak sehingga imbal hasil yang didapatkan jauh lebih maksimal.

Baca Juga: Reksadana Saham Syariah Masih Kalah dari Reksadana Saham Konvensional di 2021

Sedangkan Direktur Panin Asset Management Rudiyanto menilai, dengan ORI021 yang memiliki imbal hasil di atas deposito perbankan yang berlaku saat ini, maka ORI021 bisa menjadi salah satu alternatif diversifikasi jika investor tidak memiliki kebutuhan likuiditas dalam jangka waktu kurang dari 3 tahun.

"Sementara untuk reksadana, imbal hasilnya bisa berfluktuasi mengikuti aset dasarnya. Imbal hasil juga tergantung pada momen pembelian, apakah dapat di harga atas atau bawah," terang Rudiyanto.

Dia memperkirakan, untuk reksadana pendapatan tetap, imbal hasilnya pada tahun ini berkisar di antara 3%-7%. Sedangkan untuk reksadana pasar uang antara 2,5%-3,5%.

Adapun Reza memperkirakan untuk reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap secara historis bisa menghasilkan 5%-6,5% dalam setahunnya dan tidak ada lagi potongan pajak, karena reksadana adalah bukan objek pajak.

Baca Juga: Sejumlah Katalis Positif Mendukung Prospek Reksadana ETF di 2022

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×