kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Optimistis pendapatan tumbuh 20%, ini strategi Integra Indocabinet (WOOD)


Jumat, 14 Agustus 2020 / 19:55 WIB
Optimistis pendapatan tumbuh 20%, ini strategi Integra Indocabinet (WOOD)
ILUSTRASI. Integra Indocabinet (WOOD) membidik penjualan bersih sebesar Rp 2,56 triliun tahun ini.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pandemi Covid-19, PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) masih optimistis mencatatkan pertumbuhan pendapatan. Produsen furnitur ini menargetkan mampu membukukan pertumbuhan pendapatan hingga 20% hingga akhir tahun.

Sebagai gambaran, WOOD mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 2,13 triliun di tahun 2019 lalu. Dengan asumsi pertumbuhan sebesar 20%, maka WOOD membidik penjualan bersih sebesar Rp 2,56 triliun tahun ini.

Bukan tanpa alasan, optimisme ini berdasarkan masih cerahnya pasar ekspor furnitur khususnya di Amerika Serikat (AS). Wang Sutrisno, Direktur Integra Indocabinet mengatakan, dominasi produk furnitur China di AS mulai memudar seiring ketegangan hubungan kedua negara tersebut.

Baca Juga: Pendapatan Integra Indocabinet (WOOD) naik 16% di tengah pandemi, ini penyebabnya

Salah satu musabab dari melemahnya dominasi furnitur China adalah efisiensi produk-produk furnitur asal Negeri Tirai Bambu tersebut mulai melemah. “Saat ini China berfokus kepada produk teknologi tinggi,” ujar Wang saat paparan publik yang digelar secara daring, Jumat (14/8).

Bahkan, posisi pasar furnitur AS saat ini dikuasai oleh Vietnam, sementara China terdepak ke posisi kedua. Per semester I-2020, pangsa pasar China di produk furnitur sebesar 14,3%, sementara Vietnam mendominasi di urutan pertama dengan pangsa pasar mencapai 37,5%. Furnitur asal Indonesia baru menguasai 5,4% pasar AS per paruh pertama 2020.

Ini merupakan peluang bagi WOOD untuk semakin menancapkan cakar nya di pasar furnitur negeri Paman Sam tersebut. Terlebih, saat ini di AS sedang muncul gerakan  melepaskan diri dari ketergantungan produk China. Oleh karena itu, WOOD akan mengoptimalkan kapasitas produksi terutama produk millwork (building component) untuk memenuhi tingginya permintaan pasar AS.

Baca Juga: Semester I-2020, pendapatan Integra Indocabinet (WOOD) naik 16%

Selain itu, Wang mengaku permintaan dari pasar domestik juga sudah mulai menunjukkan perbaikan. Belanja pemerintah sudah mulai muncul walaupun memang masih belum besar. “Kami sudah mulai menerima beberapa proyek, walaupun masih belum besar,” sambung Wang.

WOOD juga melakukan konsolidasi atas fasilitas produksi yang telah dilakukan pada tahun 2019 yang akan meningkatkan efisiensi biaya produksi. WOOD memastikan biaya produksi dan tenaga kerja yang lebih kompetitif agar dapat bersaing lebih baik dengan kompetitor regional, seperti dari Malaysia dan Vietnam.

Wang melanjutkan, produk-produk utama yang akan menjadi pendorong pertumbuhan WOOD adalah knock-down furniture dan millwork. Tahun lalu, kapasitas produksi millwork naik menjadi 113.520 meter kubik dari sebelumnya 56.760 meter kubik. Di tahun 2020, Wang mengatakan WOOD akan meningkatkan kapasitas produksi menjadi sebesar 198.660 meter kubik.

Baca Juga: Kejar pertumbuhan penjualan 20%, Integra Indocabinet (WOOD) bakal mengungkit produksi

Sementara pada 2019, kapasitas produksi plywood (kayu lapis) naik menjadi 44.000 meter kubik dari sebelumnya 22.000 meter kubik. Di tahun ini, WOOD akan meningkatkan kapasitas produksi menjadi sebesar 77.000 meter kubik.

Optimisme ini juga didasari dari cemerlangnya kinerja WOOD pada semester I-2020.  Di tengah pandemi, WOOD berhasil membukukan pendapatan bersih senilai Rp 1,13 triliun atau naik 16% secara year-on-year (yoy). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×