Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Selain itu, Wang mengaku permintaan dari pasar domestik juga sudah mulai menunjukkan perbaikan. Belanja pemerintah sudah mulai muncul walaupun memang masih belum besar. “Kami sudah mulai menerima beberapa proyek, walaupun masih belum besar,” sambung Wang.
WOOD juga melakukan konsolidasi atas fasilitas produksi yang telah dilakukan pada tahun 2019 yang akan meningkatkan efisiensi biaya produksi. WOOD memastikan biaya produksi dan tenaga kerja yang lebih kompetitif agar dapat bersaing lebih baik dengan kompetitor regional, seperti dari Malaysia dan Vietnam.
Wang melanjutkan, produk-produk utama yang akan menjadi pendorong pertumbuhan WOOD adalah knock-down furniture dan millwork. Tahun lalu, kapasitas produksi millwork naik menjadi 113.520 meter kubik dari sebelumnya 56.760 meter kubik. Di tahun 2020, Wang mengatakan WOOD akan meningkatkan kapasitas produksi menjadi sebesar 198.660 meter kubik.
Baca Juga: Kejar pertumbuhan penjualan 20%, Integra Indocabinet (WOOD) bakal mengungkit produksi
Sementara pada 2019, kapasitas produksi plywood (kayu lapis) naik menjadi 44.000 meter kubik dari sebelumnya 22.000 meter kubik. Di tahun ini, WOOD akan meningkatkan kapasitas produksi menjadi sebesar 77.000 meter kubik.
Optimisme ini juga didasari dari cemerlangnya kinerja WOOD pada semester I-2020. Di tengah pandemi, WOOD berhasil membukukan pendapatan bersih senilai Rp 1,13 triliun atau naik 16% secara year-on-year (yoy).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News