kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pendapatan Integra Indocabinet (WOOD) naik 16% di tengah pandemi, ini penyebabnya


Jumat, 14 Agustus 2020 / 18:05 WIB
Pendapatan Integra Indocabinet (WOOD) naik 16% di tengah pandemi, ini penyebabnya
ILUSTRASI. Pendapatan ekspor Integra Indocabinet (WOOD) melesat 40,3% pada semester pertama 2020.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) berhasil membukukan pendapatan bersih senilai Rp 1,13 triliun sepanjang semester pertama 2020. Realisasi ini naik 16% secara year-on-year (yoy) bila dibandingkan dengan torehan pendapatan pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp 977,54 miliar.

Wang Sutrisno, Direktur Integra Indocabinet menuturkan, kenaikan pendapatan ini seiring dengan kenaikan pendapatan ekspor, khususnya karena kenaikan permintaan dari pasar Amerika Serikat (AS). Adapun dua produk yang mencetak permintaan yang cukup signifikan adalah produk furnitur yang tumbuh 34% dan building component yang tumbuh 48%.

Mengutip laporan keuangan WOOD, sebanyak Rp 969,05 miliar atau 85,4% dari total pendapatan WOOD merupakan penjualan ekspor. Wang mengatakan, pendapatan ekspor ini naik 40,3% dari realisasi periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp 690,711 miliar.

Baca Juga: Kejar pertumbuhan penjualan 20%, Integra Indocabinet (WOOD) bakal mengungkit produksi

Wang merinci, kenaikan ekspor ke AS ini akibat tiga faktor utama. Yang pertama, adanya tarif perang dagang untuk produk-produk dari China. Kedua, adanya potensi penerapan antidumping dan countervailing duty pada produk moulding dan millwork dari Brasil dan China yang akan dikenakan oleh AS. Yang terakhir, adanya penerapan antidumping dan countervailing duty pada produk wooden cabinet dan vanities dari China yang diberlakukan oleh AS.

Wang mengaku, WOOD sempat khawatir dengan adanya potensi penurunan permintaan akibat lockdown yang diberlakukan di sejumlah negara bagian di AS, karena Negara Paman Sam tersebut mulai menjadi episentrum Covid-19 baru. Namun, adanya lockdown tersebut turut menggeser kebiasaan masyarakat AS dalam membeli furnitur, yakni mendorong penjualan online furnitur.  

“Sejak akhir Maret, kami justru melihat permintaan terus tumbuh. Terjadi  perubahan behavior yang cukup signifikan. Masyarakat membeli furnitur dan memperbaiki furnitur melalui online,” kata Wang saat paparan publik yang digelar secara daring, Jumat (14/8).

Baca Juga: Terdorong IA-CEPA, PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) Memacu Penjualan ke Australia

Wang merinci, penjualan ekspor WOOD ke pasar AS mencapai Rp 861,79 miliar, tumbuh 67,8% dari realisasi ekspor ke AS pada periode yang sama tahun sebelummya. Penjualan ke pasar domestik sebesar Rp 164 miliar atau turun 42,5% secara tahunan dari sebelumnya Rp 286,82 miliar.

Wang mengaku, selama pandemi permintaan furnitur dari pasar dalam negeri memang menyusut, termasuk permintaan dari sektor pemerintah. Hal ini karena berkurangnya bujet pemerintah untuk pembelian furnitur dan lebih berfokus pada penangangan pandemi. “Penjualan domestik memang melemah, tetapi secara keseluruhan penjualan kami naik 16%,” pungkas Wang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×