Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Lelang surat berharga syariah negara (SBSN) pada Selasa (9/2), banjir permintaan. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko mencatat, permintaan masuk mencapai Rp 14,8 triliun.
Artinya, terjadi kelebihan permintaan (oversubscribe) hampir empat kali dari target indikatif sebesar Rp 4 triliun. Dari total permintaan tersebut, pemerintah menyerap dana senilai Rp 5,25 triliun.
Permintaan yang masuk pada lelang kali ini juga lebih tinggi dibanding lelang sebelumnya, yang hanya Rp 13,64 triliun. Empat seri lawas dimenangkan dengan yield lebih rendah ketimbang lelang sebelumnya.
Pertama, seri project based sukuk (PBS) 006 dengan yield rata-rata tertimbang 8,21%, lebih rendah ketimbang sebelumnya yang sebesar 8,53%. Kedua, seri PBS009 yang menetapkan yield rata-rata tertimbang 8,11%, lebih rendah dari sebelumnya yakni 8,44%.
Ketiga, yield rata-rata tertimbang untuk seri PBS011 ditetapkan 8,49%, atau lebih rendah dari lelang sebelumnya, 8,83%. Terakhir, seri PBS012 diserap dengan yield rata-rata tertimbang 8,7% atau di bawah lelang sebelumnya yang mencapai 9%.
Adapun seri anyar, SPN-S10082016 dimenangkan dengan yield rata-rata tertimbang 6,62%. Seri ini membukukan permintaan tertinggi mencapai Rp 5,29 triliun.
Analis Capital Asset Management Desmon Silitonga bilang, permintaan membanjir dipicu pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal IV 2015 yang melebihi ekspektasi. Investor masih melihat sinyal positif pertubuhan ekonomi tahun ini bisa lebih baik.
"Asing masuk ke pasar obligasi, sehingga yield turun sejak pekan lalu," ujarnya. Meski begitu, Desmon m menilai, pasar obligasi tahun ini masih rawan tekanan. Penyebabnya, faktor eksternal yang belum menentu, terutama Amerika Serikat, harga minyak dan ekonomi China.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News