kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Optimisme terhadap perang dagang AS-China melemahkan rupiah hari ini


Senin, 21 Januari 2019 / 17:29 WIB
Optimisme terhadap perang dagang AS-China melemahkan rupiah hari ini


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah ditutup melemah pada penutupan pasar spot Senin (21/1) di level Rp 14.227 per dollar AS. Pada penutupan pasar di hari sebelumnya, rupiah berada di level Rp 14.178 per dollar AS. Dengan demikian, rupiah hari ini melemah sebesar 0,34% atau 49 poin.

Analis PT Asia Tradepoint Futures, Deddy Yusuf Siregar, melihat pelemahan dari ini masih didominasi oleh sentimen eksternal. Diantaranya adalah bayang-bayang perundingan dagang Amerika Serikat (AS) dan China, serta opsi 'plan B' dari Perdana Menteri Inggris Theresa May terkait Brexit.

“Utamanya, akibat friksi dagang AS dan China, Jepang terancam mengalami resesi. Ini menjadi sinyal buruk bagi Indonesia sebab Jepang menjadi tujuan ekspor,” jelas Deddy kala dihubungi Kontan.co.id pada Senin (21/1).

Tak hanya itu, Deddy juga melihat kenaikan harga minyak dunia juga berpotensi membuat rupiah makin tertekan. Mengutip Bloomberg, saat ini harga minyak jenis Brent Crude (ICE) berada di angka US$ 62,37 pada kontrak pengiriman Maret 2019. Sementara minyak jenis WTI Crude Oil berada di harga US$ 53,60 pada kontrak pengiriman Februari 2019.

Melihat hal ini, bukan hal aneh bila kemudian investor tampak lebih nyaman mengoleksi dollar AS sebagai aset yang aman. Deddy memprediksi rupiah berpotensi melemah pada perdagangan besok di area Rp 14.150 - Rp 14.265 pada perdagangan Selasa (22/1).

Senada dengan Deddy, analis Monex Investindo Futures, Faisyal, juga melihat keberlangsungan perundingan dagang AS dan China menjadi hal yang membuat dollar AS menguat. “Dengan meredanya tensi perdagangan, lantas membuat pasar menjadi optimis dan dollar menjadi menarik kembali,” tutur Faisyal.

Selain itu, perlambatan ekonomi China, permasalahan Brexit, serta melejitnya harga minyak dunia, turut menyumbang sentimen negatif untuk mata uang Garuda hari ini. “Dari sisi eskternal, sentimen masih mendominasi daripada domestik,” lanjutnya.

Melihat hal tersebut, Faisyal melihat rupiah berpotensi kembali melemah di kisaran Rp 14.115 - Rp 14.320 pada perdagangan Selasa (22/1) besok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×