kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Optimisme terhadap perang dagang AS-China melemahkan rupiah hari ini


Senin, 21 Januari 2019 / 17:29 WIB
Optimisme terhadap perang dagang AS-China melemahkan rupiah hari ini


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah ditutup melemah pada penutupan pasar spot Senin (21/1) di level Rp 14.227 per dollar AS. Pada penutupan pasar di hari sebelumnya, rupiah berada di level Rp 14.178 per dollar AS. Dengan demikian, rupiah hari ini melemah sebesar 0,34% atau 49 poin.

Analis PT Asia Tradepoint Futures, Deddy Yusuf Siregar, melihat pelemahan dari ini masih didominasi oleh sentimen eksternal. Diantaranya adalah bayang-bayang perundingan dagang Amerika Serikat (AS) dan China, serta opsi 'plan B' dari Perdana Menteri Inggris Theresa May terkait Brexit.

“Utamanya, akibat friksi dagang AS dan China, Jepang terancam mengalami resesi. Ini menjadi sinyal buruk bagi Indonesia sebab Jepang menjadi tujuan ekspor,” jelas Deddy kala dihubungi Kontan.co.id pada Senin (21/1).

Tak hanya itu, Deddy juga melihat kenaikan harga minyak dunia juga berpotensi membuat rupiah makin tertekan. Mengutip Bloomberg, saat ini harga minyak jenis Brent Crude (ICE) berada di angka US$ 62,37 pada kontrak pengiriman Maret 2019. Sementara minyak jenis WTI Crude Oil berada di harga US$ 53,60 pada kontrak pengiriman Februari 2019.

Melihat hal ini, bukan hal aneh bila kemudian investor tampak lebih nyaman mengoleksi dollar AS sebagai aset yang aman. Deddy memprediksi rupiah berpotensi melemah pada perdagangan besok di area Rp 14.150 - Rp 14.265 pada perdagangan Selasa (22/1).

Senada dengan Deddy, analis Monex Investindo Futures, Faisyal, juga melihat keberlangsungan perundingan dagang AS dan China menjadi hal yang membuat dollar AS menguat. “Dengan meredanya tensi perdagangan, lantas membuat pasar menjadi optimis dan dollar menjadi menarik kembali,” tutur Faisyal.

Selain itu, perlambatan ekonomi China, permasalahan Brexit, serta melejitnya harga minyak dunia, turut menyumbang sentimen negatif untuk mata uang Garuda hari ini. “Dari sisi eskternal, sentimen masih mendominasi daripada domestik,” lanjutnya.

Melihat hal tersebut, Faisyal melihat rupiah berpotensi kembali melemah di kisaran Rp 14.115 - Rp 14.320 pada perdagangan Selasa (22/1) besok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×