kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Operator telekomunikasi menyerap hampir seluruh belanja modal 2019


Kamis, 07 November 2019 / 19:36 WIB
Operator telekomunikasi menyerap hampir seluruh belanja modal 2019
ILUSTRASI. Kepulauan Seribu Sebagai Destinasi Wisata Bali Baru: Sebuah Base Transceiver Station (BTS) di ujung Pulau Panggang, Kepulauan Seribu, Selasa (13/8). Hingga September, para emiten operator telekomunikasi telah menyerap hampir keseluruhan belanja modal 2019


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal tahun hingga September 2019, para emiten operator telekomunikasi telah menyerap hampir keseluruhan belanja modal atau capital expenditure (capex) yang dianggarkan untuk tahun ini. PT XL Axiata Tbk (EXCL) misalnya, telah menyerap Rp 6,5 triliun atau setara 86,7% dari total capex 2019 yang sebesar Rp 7,5 triliun.

Head External Communications EXCL Henry Wijayanto mengatakan, capex ini digunakan untuk pembangunan transmisi, backhaul, modernisasi dan peningkatan jaringan, yaitu berupa penambahan base transceiver station (BTS) dan penggelaran fiberisasi jaringan. "Hal ini dilakukan seiring dengan meningkatnya lalu lintas data di seluruh jaringan dan untuk memberikan stabilitas, memperluas kapasitas jaringan, dan meningkatkan kualitas layanan data XL Axiata," kata dia kepada Kontan.co.id, Kamis (7/11).  

Per September 2019, perusahaan ini memiliki 129.261 BTS yang terdiri dari 39.396 BTS 4G, 53.911 BTS 3G, dan 36.054 BTS 2G. Total unit BTS sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini bertambah sebanyak 10.665 dibanding jumlah BTS pada akhir tahun lalu yang baru mencapai 118.596 unit. Seiring dengan pertambahan BTS tersebut, layanan 4G XL Axiata telah tersedia di 410 kota dan wilayah di seluruh Indonesia.

Hingga akhir 2019, EXCL menargetkan bisa memiliki lebih dari 135.000 BTS. Jaringan XL Axiata juga ditargetkan bisa mencakup 95% populasi masyarakat Indonesia di lebih dari 440 kota dan kabupaten. 

Baca Juga: Ini Saham Pilihan Saat Ekonomi Melambat

Selanjutnya, PT Indosat Tbk (ISAT) telah menyerap capex Rp 8,6 triliun atau setara 86% dari total capex tahun ini yang sebesar Rp 10 triliun. Capex ini digunakan untuk perluasan jaringan 4G yang intensif.

Per September 2019, jumlah BTS 4G ISAT berjumlah 29.317 unit atau bertambah 12.267 unit dari jumlah pada akhir tahun lalu yang sebanyak 17.050 unit. Sementara itu, secara total, Indosat telah mengoperasikan 95.190 BTS yang terdiri dari BTS 2G, 3G, dan 4G. 

Direktur Utama dan CEO Indosat Ooredoo Ahmad Abdulaziz A. A. Al-Neama mengatakan, BTS 4G Indosat saat ini menjangkau 83,5% populasi masyarakat. "Karena kami melihat lebih banyak ruang untuk perbaikan, kami sangat berkomitmen untuk terus fokus dan memberikan pengalaman data, penggelaran jaringan, dan meningkatkan kualitas layanan kami, bahkan lebih baik,“ kata dia dalam keterangan tertulis, Rabu (6/11). 

Berdasarkan catatan Kontan.co.id, sepanjang tahun ini, ISAT berencana membangun 18.000 BTS baru  yang lebih difokuskan pada BTS 4G. Hingga akhir tahun ini, ISAT menargetkan BTS 4G-nya bisa mencapai 35.050 unit dan bisa menjangkau 90% populasi masyarakat Indonesia. 

Baca Juga: Rugi bersih Indosat (ISAT) susut 81% terkerek pendapatan selular

Sementara itu, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) telah menyerap capex sebesar Rp 22,2 triliun. Jumlah ini setara 21,6% pendapatan TLKM yang sebesar Rp 102,63 triliun. Asal tahu saja, perusahaan ini menargetkan capex to revenue bisa mencapai 27% pada akhir tahun nanti. "Ada beberapa capex item yang baru bisa dibukukan pada kuartal IV-2019, terkait dengan penyelesaian beberapa pekerjaan," kata Direktur Keuangan TLKM Harry Mozarta Zen kepada Kontan.co.id, Kamis (7/11). 

Menurut dia, belanja modal tersebut dialokasikan terutama untuk pengembangan jaringan dan infrastruktur, baik mobile broadband maupun fixed broadband. Pada bisnis mobile broadband, belanja modal diperuntukkan bagi peningkatan kualitas dan kapasitas jaringan 4G, serta peningkatan sistem IT.

Sepanjang tahun ini, Telkomsel, anak usaha TLKM, telah menambah sebanyak 20.829 BTS yang seluruhnya berbasis 4G. Dengan demikian, jumlah BTS Telkomsel hingga saat ini telah mencapai 209.910 unit atau tumbuh 14,5% dari kuartal III/2018, yang mana 76% diantaranya adalah BTS 3G/4G. 

Baca Juga: Di tengah aksi jual asing, saham apa yang bisa dicermati?

Sementara itu, pada bisnis fixed broadband, belanja modal tersebut digunakan untuk membangun jaringan akses dan infrastruktur backbone berbasis fiber optic untuk mendukung bisnis mobile dan fixed broadband. Sebagian belanja modal juga digunakan untuk pengembangan proyek lain, seperti menara telekomunikasi.

Belum lama ini, TLKM melalui anak usaha Mitratel menandatangani perjanjian untuk mengakuisisi 2.100 menara telekomunikasi milik ISAT. "Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kapabilitas dari aspek infrastruktur telekomunikasi mengingat potensi yang dimiliki oleh menara telekomunikasi ke depannya," ucap Harry.

Tak mau kalah, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) juga telah hampir menyerap seluruh anggaran belanja modalnya pada tahun ini yang sebesar US$ 200 juta. "Sampai hari ini, kami sudah investasi hampir mendekati US$ 200 juta," kata Direktur Keuangan FREN Antony Susilo. 

Sepanjang tahun ini, FREN menargetkan bisa membangun 5.000 BTS 4G baru sehingga bisa memiliki 32.000 BTS pada akhir tahun ini. Sebagai informasi, sejak beralih dari layanan Code Division Multiple Access (CDMA) ke Global System for Mobile Communications (GSM), FREN memang selalu membangun BTS 4G sehingga perusahan ini tidak memiliki BTS 3G maupun 2G. 

Baca Juga: Kinerja Emiten Telko Terkerek Pendapatan Data

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×