kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Operator telekomunikasi menyerap hampir seluruh belanja modal 2019


Kamis, 07 November 2019 / 19:36 WIB
Operator telekomunikasi menyerap hampir seluruh belanja modal 2019
ILUSTRASI. Kepulauan Seribu Sebagai Destinasi Wisata Bali Baru: Sebuah Base Transceiver Station (BTS) di ujung Pulau Panggang, Kepulauan Seribu, Selasa (13/8). Hingga September, para emiten operator telekomunikasi telah menyerap hampir keseluruhan belanja modal 2019


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Sementara itu, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) telah menyerap capex sebesar Rp 22,2 triliun. Jumlah ini setara 21,6% pendapatan TLKM yang sebesar Rp 102,63 triliun. Asal tahu saja, perusahaan ini menargetkan capex to revenue bisa mencapai 27% pada akhir tahun nanti. "Ada beberapa capex item yang baru bisa dibukukan pada kuartal IV-2019, terkait dengan penyelesaian beberapa pekerjaan," kata Direktur Keuangan TLKM Harry Mozarta Zen kepada Kontan.co.id, Kamis (7/11). 

Menurut dia, belanja modal tersebut dialokasikan terutama untuk pengembangan jaringan dan infrastruktur, baik mobile broadband maupun fixed broadband. Pada bisnis mobile broadband, belanja modal diperuntukkan bagi peningkatan kualitas dan kapasitas jaringan 4G, serta peningkatan sistem IT.

Sepanjang tahun ini, Telkomsel, anak usaha TLKM, telah menambah sebanyak 20.829 BTS yang seluruhnya berbasis 4G. Dengan demikian, jumlah BTS Telkomsel hingga saat ini telah mencapai 209.910 unit atau tumbuh 14,5% dari kuartal III/2018, yang mana 76% diantaranya adalah BTS 3G/4G. 

Baca Juga: Di tengah aksi jual asing, saham apa yang bisa dicermati?

Sementara itu, pada bisnis fixed broadband, belanja modal tersebut digunakan untuk membangun jaringan akses dan infrastruktur backbone berbasis fiber optic untuk mendukung bisnis mobile dan fixed broadband. Sebagian belanja modal juga digunakan untuk pengembangan proyek lain, seperti menara telekomunikasi.

Belum lama ini, TLKM melalui anak usaha Mitratel menandatangani perjanjian untuk mengakuisisi 2.100 menara telekomunikasi milik ISAT. "Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kapabilitas dari aspek infrastruktur telekomunikasi mengingat potensi yang dimiliki oleh menara telekomunikasi ke depannya," ucap Harry.

Tak mau kalah, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) juga telah hampir menyerap seluruh anggaran belanja modalnya pada tahun ini yang sebesar US$ 200 juta. "Sampai hari ini, kami sudah investasi hampir mendekati US$ 200 juta," kata Direktur Keuangan FREN Antony Susilo. 

Sepanjang tahun ini, FREN menargetkan bisa membangun 5.000 BTS 4G baru sehingga bisa memiliki 32.000 BTS pada akhir tahun ini. Sebagai informasi, sejak beralih dari layanan Code Division Multiple Access (CDMA) ke Global System for Mobile Communications (GSM), FREN memang selalu membangun BTS 4G sehingga perusahan ini tidak memiliki BTS 3G maupun 2G. 

Baca Juga: Kinerja Emiten Telko Terkerek Pendapatan Data

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×