kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

OPEC prediksi pertumbuhan permintaan minyak 2019 melambat


Kamis, 13 September 2018 / 10:27 WIB
OPEC prediksi pertumbuhan permintaan minyak 2019 melambat
ILUSTRASI. Logo OPEC


Reporter: Grace Olivia | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - LONDON. Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak alias OPEC kembali memangkas prediksi pertumbuhan permintaan minyak mentah global untuk 2019 mendatang. Pertumbuhan permintaan diproyeksi akan berkurang dari perkiraan awal lantaran adanya sejumlah risiko pada prospek perekonomian yang menjadi tantangan bagi OPEC untuk menjaga pasar pada tahun depan.

Dalam laporan bulanannya, Rabu (12/9), OPEC menyebut permintaan minyak dunia tahun depan akan naik 1,41 juta barel per hari. Namun, perkiraan ini 20.000 barel per hari (bph) lebih rendah dari angka perkiraan bulan sebelumnya dan merupakan pengurangan prediksi kedua kali berturut-turut oleh OPEC.

Lebih lanjut, OPEC melihat, tingkat permintaan yang tinggi yang mendorong kebijakan pemangkasan produksi selama ini akan mulai berjalan moderat pada 2019 nanti. Menurut OPEC, pertumbuhan ekonomi global tengah mengalami sejumlah tantangan dan laporan bulanan organisasi ini menunjukkan kekhawatiran yang makin mendalam.

"Meningkatnya tantangan di beberapa negara berkembang mengubah arah perkiraan risiko pertumbuhan ekonomi global saat ini ke sisi yang negatif," kata OPEC dalam laporannya, seperti dikutip Reuters, Kamis (13/8).

OPEC menyebut, "ketegangan perdagangan meningkat dan konsekuensi dari pengetatan moneter potensial lebih lanjut oleh bank-bank sentral G4, dalam kombinasi dengan meningkatnya tingkat utang global, menjadi kekhawatiran tambahan."

Untuk itu, risiko perlambatan ekonomi global ini kemungkinan besar bakal menjadi titik pembicaraan bagi sekelompok menteri energi OPEC dan non-OPEC yang diagendakan bertemu pada 23 September di Aljazair untuk memantau pasar. Pertemuan tersebut dapat menghasilkan rekomendasi kebijakan, namun tidak ada penentuan kebijakan yang akan OPEC ambil hingga pertemuan berikutnya pada Desember 2018.

Dalam laporannya, OPEC menyatakan, output minyaknya naik sebesar 278.000 bpd menjadi 32,56 juta bph pada bulan Agustus. Kenaikan terbesar datang dari Libya dan membantu mengimbangi penurunan di Venezuela, di mana produksi menurun karena krisis ekonomi, serta di Iran karena pembeli mulai menghindar menjelang penetapan sanksi AS.

Tingkat produksi OPEC di bulan Agustus tersebut lebih rendah dari rata-rata permintaan minyak mentah OPEC pada tahun 2018, namun jauh lebih banyak daripada yang akan dibutuhkan tahun depan karena negara produsen pesaing seperti Amerika Serikat terus menambah pasokan.

OPEC mengatakan dunia akan membutuhkan 32,05 juta bph dari 15 anggota OPEC pada 2019, tidak berubah dari bulan lalu. Ini menunjukkan akan ada surplus 500.000 bph di pasar jika OPEC terus memompa jumlah yang sama dan hal-hal lain tetap sama.

Harga minyak mentah lebih tinggi akibat kesepakatan pemangkasan produksi OPEC masih mendorong pertumbuhan pasokan yang lebih dalam oleh negara produsen pesaing. OPEC memperkirakan produksi minyak mentah dari negara-negara non-OPEC akan meningkat 2,15 juta bph tahun depan, atau 20.000 bph lebih tinggi dari perkiraan bulan lalu.

Harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) di pasar berjangka Nymex untuk pengiriman Oktober 2018 pkul 10:13 ini terpeleset ke US$ 69,83 per barel, dari posisi kemarin US$ 70,37 per barel.

Harga minyak dunia sudah naik 19% sejak awal tahun, yang masih bertengger di harga US$ 58,74 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×