Reporter: Sofyan Nur Hidayat | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Ooredoo Group, induk perusahaan PT Indosat Tbk (ISAT) menegaskan tidak akan menjual sahamnya di ISAT, meskipun presiden terpilih Joko Widodo pernah menyatakan ingin membeli kembali (buyback) saham ISAT. Ooredoo mengaku ISAT sebagai investasi strategis yang akan terus dikembangkan.
CEO Ooredoo dan Komisaris ISAT Nasser Marafih mengatakan sejauh ini belum ada diskusi dengan pemerintah Indonesia tentang pembelian saham ISAT dari Ooredoo. "Tidak ada rencana menjual saham Indosat. Indosat merupakan investasi strategis bagi grup. Ini investasi jangka panjang," kata Nasser kepada KONTAN di Yogyakarta, Jumat (5/9).
Nasser bilang ISAT menjadi investasi paling besar dan berperan penting bagi Ooredoo Group. Menurutnya lebih dari 50% pelanggan Ooredoo berasal dari ISAT. Saat ini total pelanggan Ooredoo mencapai 90 juta. Dari jumlah itu, pelanggan ISAT mencapai 60 juta. Dari sisi pendapatan, Nasser menyebut ISAT berkontribusi lebih dari 25% terhadap pendapatan Ooredoo Group. Sebagai perusahaan telekomunikasi global, Ooredoo kini memiliki perusahaan operator seluler di sebanyak 16 negara.
Nasser menyadari persaingan operator seluler di Indonesia sangat ketat. Namun ia memandang Indonesia sebagai pasar yang potensial terutama untuk bisnis data dan layanan internet. Bisnis itu juga menjadi fokus bisnis ISAT saat ini.
Manajemen Ooredoo baru saja menggelar Board of Commissioners (BOC) meeting di Yogyakarta. Chairman Ooredoo Group, H.E Sheikh Abdullah Bin Mohammed Bin Saud Al Thani mengatakan terkait investasi strategis melalui ISAT, Ooredoo akan bekerja bersama dengan pemerintah Indonesia sebagai partner. Kehadirannya juga untuk menegaskan komitmen Ooredoo untuk terus berinvestasi di Indonesia.
Sekedar informasi, Ooredoo menjadi pemilik saham mayoritas ISAT dengan mengempit 65% saham. Sedangkan pemerintah Indonesia hanya menguasai 14,29% saham ISAT.
Wacana buyback saham ISAT oleh pemerintah Indonesia dilontarkan oleh Joko Widodo pada debat calon presiden bulan Juni lalu. Ia mengatakan, dalam perjanjian jual beli saat pemerintahan Megawati Soekarnoputri tahun 2002, terdapat klausul bahwa saham ISAT dapat dibeli kembali oleh Pemerintah Indonesia. Hanya memang, kata dia, hingga saat ini Pemerintah Indonesia belum membelinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News