Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Securities crowdfunding (SCF) resmi diluncurkan di hari pertama perdagangan bursa tahun 2021, Senin (4/1). Penawaran efek melalui layanan urun dana berbasis teknologi itu diharapkan bisa menjadi alternatif sumber pendanaan bagi UMKM untuk mengembangkan usahanya.
Melalui skema SCF, UMKM akan bersiap untuk naik kelas dan selanjutnya melantai di bursa. Menurut pemaparan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), saat ini telah ada 23 calon peyelenggara yang siap membantu UMKM mendapatkan alternatif sumber pendanaan.
Penyelenggara berizin dan siap menjalankan bisnis SCF berada dalam pengawasan OJK dan pendampingan Asosiasi Layanan Urun Dana Indonesia (ALUDI) yang akan membina sekaligus menertibkan apabila terdapat pelanggaran. Oleh karenanya, kepentingan investor pun akan lebih terlindungi.
"Hari ini spesial kita meluncurkan security crowdfunding. Anak-anak muda yang mendapatkan SPK dari pemerintah atau proyek-proyek dari pemerintah yang notabene adalah secure, silakan untuk rising fund melalui pasar modal dengan cara yang sangat mudah dan jumlahnya tidak perlu besar," jelas Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso dalam Seremoni Pembukaan Perdagangan BEI Tahun 2021 yang digelar secara virtual, Senin (4/12).
Baca Juga: OJK berikan izin usaha equity crowdfunding kepada Numex Teknologi Indonesia
Wimboh mengatakan, ini akan memberikan ruang bagi generasi muda dan UMKM yang usahanya belum bankable ikut mencari pendanaan di pasar modal. Lebih lanjut dijelaskan bahwa SCF memiliki potensi yang besar. Sebagai gambaran, saat ini terdapat 160.000 UMKM yang terlibat dalam pengadaan elektronik pemerintah dengan nilai sekitar Rp 74 triliun.
Adapun SCF juga dapat menggaet lebih banyak anak muda mengingat sistem yang diciptakan serba elektronik atau tidak memerlukan kehadiran secara fisik. Sehingga, pengeluaran dana anak muda yang selama ini lebih banyak untuk konsumsi bisa terserap di pasar modal. Wimboh pun menambahkan, bersama SRO pihaknya siap untuk terus melakukan edukasi ke masyarakat di berbagai daerah, khususnya kaum milenial.
Baca Juga: Penuhi ketentuan OJK, ALUDI jadi asosiasi fintech equity crowdfunding
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News