Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Amal Ihsan
JAKARTA. Hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dilanda dua sentimen negatif. Yang pertama, spekulasi terkait pengetatan stimulus dari The Fed, dan yang terakhir terkait pelemahan rupiah yang mencapai level Rp 10.500 lebih.
Dua sentimen itu membuat sore tadi, IHSG ditutup melemah 5,6% menjadi 4.313,5. Melihat penurunan yang tidak wajar, malam ini, (19/8), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar rapat dengan Bursa Efek Indonesia (BEI).
Nurhaida, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, mengatakan, dalam rapat tadi ada beberapa opsi yang bakal diambil jika penurunan indeks secara signifikan masih terus terjadi. "Bisa kami lakukan baik untuk sisi supply maupun demand," imbuhnya seusai kegiatan rapat tersebut.
Untuk jangka pendek, OJK pasti akan mencermati dan mengawasi penurunan yang terjadi. Jika penurunannya mengkhawatirkan, tidak menutup kemungkinan OJK akan mengijinkan langkah buyback baik itu buyback saham, obligasi, atau Surat Berhaga Negara (SBN).
Nurhaida belum bisa mengkonfirmasi sampai seberapa jauh langkah pembukaan pintu buyback tersebut bakal diambil. Tapi, sebagai gambaran, langkah serupa pernah diambil Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) ketika krisis 2008 lalu.
Saat itu, indeks terpukul hampir 50%. Kala itu, Nurhaida mencontohkan, Bapepam-LK memberi kemudahan bagi emiten dan BUMN untuk melakukan buyback tanpa harus melewati Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terlebih dahulu. "Tapi, dulu turunnya hampir 50%, beda dengan sekarang," katanya.
Dalam jangka panjang, dari sisi supply, OJK melalui BEI akan mendorong jumlah initial public offering (IPO) yang lebih banyak. Dengan langkah ini diharapkan produk pasar modal menjadi semakin variatif sehingga investor memiliki lebih banyak pilihan.
Sementara dari sisi demmand, penambahan investor baik ritel maupun institusi bakal digenjot. Nah, kelebihan OJK saat ini adalah lembaga satu pintu yang menaungi sektor keuangan yang di dalamnya ada perbankan dan non bank serta pasar modal itu sendiri. Dengan begitu, kordinasi yang dilakukan untuk membantu pasar modal bisa lebih mudah.
Bisa saja baik sektor non bank dan bank kami himbau untuk menjadi investor institusi. "Karena satu pintu, maka kordinasinya menjadi lebih mudah," tukas Nurhaida.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News