Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID- JAKARTA. OCBC Sekuritas mempertahankan rating buy PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Pertumbuhan volume yang positif dan margin yang solid menjadi pertimbangannya.
Equity Analyst OCBC Sekuritas, Jessica Leonardy memaparkan, pandangan tersebut didukung oleh kinerja yang kuat di seluruh segmen.
Selain itu, dukungan dari beberapa inisiatif pemerintah, termasuk kenaikan PPN selektif, Program Makanan Bergizi Gratis (MBG), dan kenaikan Upah Minimum Nasional (UMN) sebesar 6,5%.
Baca Juga: Prediksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Kamis (30/1), Usai Bursa Libur Panjang
"Stimulus-stimulus ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi segmen masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah dengan mempertahankan daya beli konsumen, sehingga menumbuhkan lingkungan yang kondusif bagi ICBP di tahun ini," tulisnya dalam riset, Selasa (14/1).
OCBC Sekuritas juga berpandangan, kinerja ICBP didorong oleh portofolio produk yang terdiversifikasi dan reputasi merek yang kuat yang mempertahankan kepemimpinannya di pasar.
Segmen mie menekankan pertumbuhan organik dengan menargetkan pasar massal dengan strategi harga yang terjangkau, memposisikan produknya sebagai bahan pokok penting dalam keranjang belanja mingguan konsumen.
Baca Juga: Usai Libur Panjang, Tengok Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Kamis (30/1)
Produk-produk inovatif ICBP dirancang secara strategis untuk memenuhi permintaan konsumen yang terus meningkat akan rasa bertema Korea.
"Dengan memanfaatkan popularitas rasa KRose dan Spicy Ramyeon yang terus meningkat, perusahaan berada dalam posisi yang tepat untuk memenuhi preferensi konsumen yang terus berkembang," paparnya.
Selain itu, tren penurunan harga gandum diharapkan dapat menurunkan biaya produksi, meningkatkan margin, dan mengimbangi sebagian pelemahan rupiah.
Dengan begitu, segmen mie diperkirakan akan tetap menjadi kontributor pendapatan terbesar, menyumbang lebih dari 70% dari total pendapatan.
Baca Juga: The Fed Gelar FOMC Pekan Depan, Begini Pengaruhnya ke Kinerja Reksadana
Dus, Jessica memproyeksikan pendapatan segmen mie akan tumbuh sebesar 8% di 2025. Ini mendorong pertumbuhan pendapatan ICBP secara keseluruhan sebesar 7% di 2025.
"Pertumbuhan ini terutama akan didorong oleh pertumbuhan volume di pasar domestik dan internasional, didukung oleh keputusan strategis ICBP untuk mempertahankan ASP di tengah harga komoditas yang menguntungkan," jelasnya.
Lalu segmen produk susu dan makanan ringan memperkirakan pendapatan segmen makanan ringan akan tumbuh sebesar 8% pada tahun 2025.
Inovasi peluncuran produk baru di divisi makanan ringan dinilai menjadi indikator positif bagi prospek pertumbuhan ICBP di masa depan.
Jessica juga menilai pertumbuhan jangka panjang ICBP juga didukung oleh pasar internasional. ICBP memperluas basis konsumennya ke wilayah-wilayah yang berkembang pesat, termasuk Timur Tengah dan Afrika, serta wilayah lain seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Amerika Utara.
Dari fundamental, Jessica menuturkan, meskipun obligasi jangka panjang ICBP yang timbul dari akuisisi Pinehill diperkirakan akan ditahan hingga jatuh tempo karena tingkat suku bunga yang relatif rendah, ICBP tetap fokus untuk meningkatkan kinerja operasionalnya. Hal itu dinilai yang akan mendorong pertumbuhan EBITDA.
Baca Juga: Cek Saham yang Banyak Dikoleksi Asing Sepekan Terakhir, BBRI dan TLKM Paling Banyak
"Meskipun tingkat utang bruto dan utang bersih cenderung stabil, peningkatan EBITDA akan meningkatkan rasio leverage, yang menandakan kesehatan keuangan yang lebih baik bagi perusahaan dan mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan," terangnya.
OCBC Sekuritas memproyeksikan pendapatan ICBC di 2025 sebesar Rp 77,75 triliun. Adapun laba bersih diestimasikan sebesar Rp 9,18 triliun.
Dengan demikian, Jessica merekomendasikan buy ICBP dengan target harga Rp 14.600.
Selanjutnya: Persaingan Keras, Ini Strategi BCA Digital dan Bank Raya Pertahankan Kinerja di 2025
Menarik Dibaca: Kejatuhan Pasar Terjadi Februari 2025, Robert Kiyosaki Sebut Aset Ini bakal Meledak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News