kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Obligasi terbaru milik SMF punya daya tarik tinggi bagi investor


Senin, 25 Maret 2019 / 20:37 WIB
Obligasi terbaru milik SMF punya daya tarik tinggi bagi investor


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Obligasi Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) IV Tahap VIII Tahun 2019 yang diterbitkan oleh PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) dinilai cukup menarik sebagai aset investasi bagi para investor.

Senior VP & Head of Investment Recapital Asset Management Rio Ariansyah mengungkapkan, obligasi milik SMF tersebut memiliki daya tarik yang cukup tinggi di mata investor.

Ini terbukti dari nilai kupon yang ditawarkan, yakni 7,75% untuk Seri A dengan tenor 370 hari dan 8,45% untuk Seri B dengan tenor tiga tahun.

Nilai kupon ini lebih tinggi dibandingkan dengan yield Surat Utang Negara (SUN). Ambil contoh, SUN seri FR0061 yang bertenor tiga tahun per hari ini (25/3) memiliki yield di level 6,91%.

Tambahan lagi, obligasi ini mendapat peringkat idAAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia.

Rio menjelaskan, peringkat utang idAAA dan status SMF sebagai institusi pemerintah membuat derajat obligasi ini lebih tinggi ketimbang obligasi korporasi yang diterbitkan oleh perusahaan swasta. 

“Risiko gagal bayar obligasi korporasi pemerintah lebih rendah dari obligasi korporasi swasta sekalipun peringkatnya sama,” paparnya, Senin (25/3).

Tak hanya itu, obligasi korporasi yang diterbitkan institusi pemerintah juga lebih mudah terserap oleh pasar ketika masa bookbuilding berlangsung.

Pasalnya, obligasi ini sudah memiliki investor tetap yang sudah pasti membeli. Hal ini sesuai dengan POJK No.1/POJK.05/2016 yang menginstruksikan kewajiban investasi Surat Berharga Negara (SBN) bagi lembaga jasa keuangan non-bank.

Nah, obligasi korporasi BUMN seperti SMF dapat digunakan sebagai subtitusi untuk menambal batas minimal investasi SBN. “Institusi seperti dana pensiun atau asuransi yang dimiliki oleh pemerintah dapat menjadi investor untuk obligasi terbarunya SMF,” imbuh Rio.

Sebagai catatan, obligasi PUB IV Tahap VIII mengalami oversubscribe pada saat bookbuilding. Kala itu, penawaran dari investor mencapai Rp 3 triliun. Namun, karena target penerbitan obligasi ini hanya Rp 2,5 triliun, tidak semua permintaan dari investor diserap oleh SMF.

Alhasil, ketika dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada hari ini, nilai penerbitan untuk obligasi tersebut ditetapkan sebesar Rp 2,51 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×