kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Obligasi SSIA patok kupon 9,87%-10,5%


Jumat, 23 September 2016 / 18:26 WIB
Obligasi SSIA patok kupon 9,87%-10,5%


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Perusahaan sektor properti, konstruksi dan perhotelan PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) mencatatkan obligasi berkelanjutan I tahap I di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (23/9). Surat utang tersebut diterbitkan senilai Rp 900 miliar.

Obligasi diterbitkan dalam dua seri. Yakni seri A senilai Rp 510 dengan tingkat bunga 9,87% dan jangka waktu tiga tahun. Seri ini akan jatuh tempo 22 September 2019.

Lalu, seri B dicatatkan dengan nominal Rp 390 miliar. Seri ini membagikan tingkat bunga 10,5% dan bertenor lima tahun. Sedangkan jatuh tempo pada 22 September 2021. Frekuensi pembayaran bunga dilakukan secara tiga bulanan. Untuk pembayaran bunga pertama dilakukan pada 22 Desember 2016.

Obligasi ini mendapat peringkat A dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Permata Tbk.

Dengan pencatatan ini, maka total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2016 adalah 49 emisi dari 38 emiten senilai Rp 69,50 Triliun. Secara outstanding, total obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 297 emisi dengan nilai sebesar Rp 283,76 triliun dan US$ 50 juta, diterbitkan oleh 103 emiten.

Ekonom Universitas Indonesia Lana Soelistianingsih memperkirakan, investor akan memburu obligasi tersebut di pasar sekunder. Pasalnya, kupon yang dibagikan cukup tinggi di tengah penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) 7 day reverse repo dan ditahannya suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat, Fed rate.

"Untuk obligasi korporasi dengan kupon tinggi pasti banyak yang minat beli," ujar Lana, Jumat (23/9).

Prediksi dia, obligasi akan dilirik investor perbankan. Sebab, likuiditas perbankan masih membanjir karena belum banyak menyalurkan kredit. Selain itu, investor reksadana dan asuransi juga diperkirakan akan masuk. "Untuk penerbit sektor seperti SSIA saat ini memang kurang mendukung, namun tahun depan akan membaik, " tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×