Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) telah menerbitkan surat utang dalam bentuk Mid Term Notes (MTN) sebesar Rp 665 miliar. Penerbitan instrumen keuangan tersebut diantaranya untuk memenuhi belanja modal alias capital expenditure holding sebesar Rp 1,1 triliun hingga akhir tahun ini.
Direktur Keuangan RNI Mochammad Yana Aditya menjelaskan, terdapat dua sektor yang akan dikembangkan melalui penerbitan obligasi tersebut. "Pertama untuk industri gula di agribisnis, kedua untuk farmasi," jelas Yana kepada KONTAN, Rabu (2/8).
RNI memiliki kapasitas produksi gula sebesar 150.000 ton setahun dari tujuh pabrik gula dan tiga anak perusahaan. Lanjut Yana, RNI sedang dalam perencanaan hilirisasi pabrik gula, di mana akan mengembangkan industri gula cair berlokasi di Surabaya. Hilirisasi tersebut telah memasuki tahap studi dan akan direncanakan pada 2018.
Proyel hilirisasi diproyeksikan akan menghabiskan anggaran Rp 100 miliar-Rp 300 miliar. Namun, Yana menjelaskan, dana tersebut tidak ditarik dari tahun ini, tapi untuk tahun berjalan. Sedangkan, dana hasil MTN yang telah dikumpulkan akan digunakan untuk operasi pabrik gula yang sudah ada.
Di sektor farmasi, penerbitan MTN diperuntukan untuk membiayai modal kerja, penambahan kapasitas pabrik farmasi, serta ekspansi di sektor industri alat kesehatan. Melalui anak usaha RNI, PT Pharos Tbk, penambahan modal tersebut untuk meningkatkan skala bisnis.
"Kami akan menambah kapasitas untuk sektor farmasi, ada pabrik baru sedang dijajaki, barang kali akan kami akuisisi, tapi ini masih dipelajari," jelas Yana.
Menurutnya, penerbitan surat utang berikutnya akan melihat perkembangan bisnis ke depan. "Untuk semester II ini, kami sampai Rp 665 miliar dulu," jelas Yana.
Demi mengumpulkan anggaran belanja modal sebesar Rp 1,1 triliun, RNI mengkombinasikan pinjaman sebesar Rp 400 miliar dari berbagai bank dan penerbitan surat utang melalui tiga seri. Penerbitan terakhir adalah sukuk ijarah sebesar Rp 200 Miliar.
Penerbitan ini melengkapi rangkaian surat utang yang telah terbit sebelumnya yakni MTN II RNI Tahun 2017 senilai Rp 338 miliar dan MTN RNI I Tahun 2017 pada 9 Juni sebesar Rp 77 Miliar. Total surat utang yang diterbitkan adalah Rp 665 miliar.
"Ke depan, kami akan lebih meningkatkan lagi potensi pasar modal sebagai salah satu sumber untuk pendanaan RNI," ujar Direktur Utama RNI B. Didik Prasetyo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News