CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.889   -101,00   -0,64%
  • IDX 7.268   -40,86   -0,56%
  • KOMPAS100 1.111   -6,12   -0,55%
  • LQ45 882   -4,88   -0,55%
  • ISSI 220   -1,09   -0,49%
  • IDX30 451   -2,55   -0,56%
  • IDXHIDIV20 543   -3,81   -0,70%
  • IDX80 127   -0,79   -0,62%
  • IDXV30 136   -1,14   -0,83%
  • IDXQ30 150   -1,03   -0,68%

Obligasi Ritel Jangka Menengah Laris Manis


Senin, 08 Maret 2010 / 08:33 WIB
Obligasi Ritel Jangka Menengah Laris Manis


Reporter: Dyah Megasari | Editor: Test Test

JAKARTA. Obligasi ritel masih laris manis di pasar sekunder (secondary market). Mengutip data transaksi obligasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga 5 Maret lalu, sukuk ritel seri SR002 dan Obligasi Ritel Indonesia (ORI) ORI004 yang bakal jatuh tempo tahun 2012, merupakan instrumen surat utang yang paling likuid diperdagangkan.


Dengan frekuensi perdagangan sebanyak 1.412 kali, SR002 merupakan surat utang dengan jumlah transaksi terbanyak. Sementara nilai transaksi SR002 di periode sama mencapai Rp 9,78 triliun.


ORI004 menjadi obligasi ritel terlaris kedua, dengan frekuensi 1.135 kali dan nilai perdagangan Rp 2,89 triliun. Hingga akhir pekan lalu, harga ORI004 berakhir di posisi 102,24, atau sedikit turun dari posisi awal pekan yang mencapai 102,58. Sementara yield ORI004 naik menjadi 8,28% dari sebelumnya 8,11%.


Sebaliknya, harga SR002 meningkat 0,72% menjadi 100,72 dalam kurun sebulan terakhir. Kondisi ini juga terjadi pada SR001 yang hingga akhir pekan lalu diperdagangkan di level 106,91, dengan yield sebesar 8,18%. Angka ini mendekati rekor harga tertinggi SR001, yakni 107, yang terjadi pada pertengahan Februari silam (17/2).


Riestianti Kepala Seksi, Analisa Fiskal, Pasar Uang dan Derivatif Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU), bilang, tingginya frekuensi transaksi pada obligasi ritel seperti sukuk merupakan dampak dari tingginya permintaan institusi. "Mereka masih memburu karena kupon yang dibayarkan setiap bulannya sangat menguntungkan. Apalagi institusi dilarang membeli di pasar primer," ujarnya, Jumat (5/3).


Analis Obligasi Trimegah Securities, Ariawan, berpendapat, situasi ini wajar mengingat investor institusi giat mencari obligasi ritel yang harganya sempat terkoreksi. Selain selisih harga, mereka juga mengharapkan keuntungan dari kupon bunga yang ditawarkan. "Oleh sebab itu lah saat ini harganya kembali naik," ujar Ariawan.


Sukartono, Head of Debt Capital Market BNI Securities bilang, likuiditas transaksi ini jelas akan mengerek harga surat utang. Kondisi ini pula yang ditengarai merupakan aksi ambil untung sebagian investor. "Secara umum, harga obligasi ritel memang sedang bagus. Tak ada faktor global maupun lokal yang bisa menekan harga obligasi ritel," ujar Sukartono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×