Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tak seperti obligasi pemerintah, instrumen obligasi korporasi justru masih memiliki kinerja yang cukup mumpuni sepanjang tahun ini walau pasar kerap dihantam berbagai sentimen negatif.
Mengutip Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), indeks obligasi korporasi atau INDOBeX Corporate Total Return mengalami pertumbuhan kinerja sebesar 3,78% (ytd) ke level 262,7594 hingga Kamis (27/12). Sebaliknya, kinerja INDOBeX Government Total Return selaku indeks obligasi pemerintah masih terkoreksi 1,62% (ytd) ke level 236,4022.
Head of Fixed Income Fund Manager Prospera Asset Managament Eric Sutedja mengatakan, positifnya kinerja obligasi korporasi lantaran instrumen tersebut rata-rata memiliki tenor yang pendek sekitar tiga tahun sampai lima tahun.
Hal ini membuat risiko koreksi harga obligasi korporasi lebih rendah ketimbang obligasi pemerintah yang beberapa di antaranya memiliki tenor di atas 10 tahun.
Lebih lanjut, walau risiko penurunan harga tetap membayangi obligasi korporasi, instrumen ini masih tertolong oleh tingkat kupon yang lebih tinggi ketimbang obligasi pemerintah.
Analis Fixed Income MNC Sekuritas I Made Adi Saputra menambahkan, komposisi kepemilikan asing yang rendah juga membuat indeks obligasi korporasi mencetak kinerja yang positif sepanjang tahun ini.
Ia menyebut, rata-rata persentase kepemilikan asing di pasar obligasi korporasi hanya mencapai 7,40% sepanjang tahun ini. Angka tersebut jauh berbeda dengan kepemilikan asing di pasar obligasi pemerintah yang bisa mencapai kisaran 38%-40%.
Kondisi ini mempengaruhi likuiditas obligasi korporasi di pasar sekunder. Tapi di sisi lain, nilai kepemilikan asing yang rendah membuat sentimen eksternal tidak terlalu mempengaruhi kinerja instrumen tersebut.
Memang, secara umum investor asing di pasar obligasi korporasi acapkali melakukan aksi jual seperti halnya di pasar obligasi pemerintah.
Made mengambil contoh, per akhir November lalu nilai kepemilikan asing di pasar obligasi korporasi tercatat sebesar Rp 30,69 triliun. Padahal, di periode awal tahun dana asing di pasar obligasi korporasi berada di kisaran Rp 32 triliun. “Investor asing cukup selektif dalam memilih emiten penerbit obligasi korporasi saat kondisi global sedang tidak menentu,” kata dia, Kamis (27/12).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News