kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Obligasi korporasi akan kembali diminati pada tahun depan


Kamis, 17 Desember 2020 / 18:49 WIB
Obligasi korporasi akan kembali diminati pada tahun depan


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah masa pandemi, kupon yang ditawarkan oleh obligasi korporasi tercatat turun. Penurunan ini bahkan terjadi hampir pada seluruh tenor dan rating obligasi korporasi.

Merujuk data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang diolah oleh Pefindo, untuk obligasi korporasi dengan rating AAA, kupon rata-rata mengalami penurunan. Untuk tenor 1 tahun, pada 2019 sebesar 7,5% menjadi 6,5%, lalu tenor 3 tahun dari 8,4% menjadi 7,5%, sementara untuk tenor 5 tahun dari 8,6% menjadi 7,6%.

Begitupun obligasi korporasi dengan rating AA dengan tenor 1 tahun turun dari 7,9% menjadi 7,0%. Lalu yang bertenor 3 tahun turun dari 9,1% jadi 8,2%. Sementara untuk tenor 5 tahun tercatat turun dari 9,0% menjadi 8,3%. 

Hal yang berbeda justru terjadi pada obligasi korporasi dengan rating A. Untuk yang bertenor 1 tahun justru naik dari 8,5% menjadi 9,2%. Sementara untuk tenor 3 tahun turun dari 10,5% menjadi 9,9%. Lalu untuk yang tenor 5 tahun, kuponnya naik dari 10% menjadi 10,2%.

Baca Juga: Pefindo proyeksikan emisi obligasi korporasi bisa menyentuh Rp 159 triliun pada 2021

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengungkapkan, pada tahun ini tren suku bunga yang rendah dan penurunan yield SBN sebenarnya menguntungkan bagi emiten. Pasalnya, cost of fund atawa biaya dana untuk penerbitan obligasi korporasi jauh lebih murah dibanding tahun sebelumnya.

“Tapi kan, pandemi juga membuat banyak bisnis terkena imbasnya, sehingga rencana untuk ekspansi pasti tertunda. Oleh karena itu, penerbitan obligasi korporasi pada tahun ini lebih banyak digunakan untuk refinancing. Dari sisi investor pun kan lebih selektif dan berhati-hati, jadi penerbit pun tidak gencar menerbitkan obligasi korporasi,” kata Ramdhan ketika dihubungi Kontan.co.id.

Sebagai informasi, hingga 15 Desember, jumlah penerbitan obligasi korporasi nasional hanya sebesar Rp 94,60 triliun. Padahal, sepanjang 2019 kemarin, jumlah penerbitan obligasi korporasi mencapai Rp 130,67 triliun.

Baca Juga: Akibat pandemi corona, tren penerbitan obligasi korporasi tenor 1 tahun meningkat

Walau tahun ini menjadi periode yang kurang baik untuk obligasi korporasi, Ramdhan meyakini tahun depan akan jadi periode yang lebih baik. Selama vaksin menunjukkan efektivitasnya dan pemulihan ekonomi berjalan seperti harapan, dia optimistis penerbitan obligasi korporasi akan bisa mendekati level 2019 silam.

“Tahun depan dengan suku bunga yang masih rendah, investor akan melirik instrumen obligasi. SBN kemungkinan yield masih akan turun seiring likuiditas yang berlimpah. Jadi, investor yang mengincar yield, pasti akan beralih ke obligasi korporasi, khususnya obligasi milik penerbit yang sektornya relatif minim terdampak, dan punya historical bagus,” tambah Ramdhan.

Lebih lanjut, Ramdhan memperkirakan pada tahun depan, sektor perbankan dan asuransi akan menjadi sektor yang mendominasi. Pasalnya, dengan ekonomi yang mulai pulih, dan daya beli masyarakat membaik, ada peluang penyaluran kredit akan kembali berjalan.

Di satu sisi, kedua sektor ini memang yang mendominasi penerbitan obligasi korporasi nasional. “Mungkin sektor telekomunikasi akan menjadi salah satu yang cukup banyak menerbitkan obligasi korporasi pada tahun depan,” pungkas Ramdhan.

Baca Juga: Ada 101 penerbitan surat utang selama 2020, BEI masih kantongi 12 emisi di pipeline

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×