Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) masih mengantongi 12 rencana penerbitan dalam pipeline Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) per 14 Desember 2020. Jumlah tersebut berasal dari 11 penerbit, sebab satu perusahaan dapat menerbitkan lebih dari satu emisi EBUS.
Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, berdasarkan tanggal penyampaian dokumen pendaftaran, sebagian emisi di pipeline bakal terbit pada sisa tahun ini.
"Apabila proses berjalan lancar, sekitar lima emisi EBUS akan terbit sebelum tahun berganti," ucap Nyoman kepada wartawan melalui pesan singkat, Rabu (16/12).
Sebagai informasi, sepanjang tahun ini sampai dengan 14 Desember 2020, BEI mencatatkan 101 emisi EBUS yang berasal dari 58 emiten. Total nilai emisinya mencapai Rp 84,9 triliun.
Baca Juga: Beban utang akan meningkat, ekonom ingatkan perlu waspada
Nyoman memprediksi, penerbitan obligasi dan sukuk pada 2021 dapat tumbuh lebih baik. "Hal ini tentu saja didukung oleh perkembangan ekonomi yang terus membaik," kata dia.
Sebagaimana diketahui, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memproyeksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 akan mencapai 5%. Selain itu, pemerintah juga telah memberikan beberapa stimulus untuk mendukung para pengusaha.
Salah satunya adalah dengan penurunan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,75% pada November 2020.
Nyoman menilai, dukungan kondisi makroekonomi ini dapat menjadi katalis positif penerbitan EBUS korporasi untuk 2020 dan 2021.
Selanjutnya: Utang luar negeri Indonesia naik, sudah mencapai US$ 413,4 miliar per Oktober
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News