Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. PT Indika Energy Tbk (INDY) resmi merilis obligasi dengan denominasi dollar Amerika Serikat (AS) senilai US$ 265 juta. Penerbitan obligasi itu memperoleh sambutan pasar cukup positif.
Hal itu terlihat dari tingginya pemintaan yang terkumpul dalam orderbook pada saat pricing mencapai lebih dari US$ 1,2 miliar. Itu artinya, obligasi global perusahaan berkode saham INDY mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed sebanyak 4,5 kali.
"Penerbitan obligasi ini menandakan kembalinya INDY ke pasar modal utang primer dalam empat tahun terakhir," kata Arsjad Rasjid, Direktur Utama INDY di Jakarta, Selasa (4/4).
INDY terakhir kalinya merilis obliigasi pada Januari 2013 lalu. Saat itu, PT Indika Energy Tbk menerbitkan obligasi bertenor 10 tahun sebesar US$500 juta
Sementara, obligasi global yang baru itu memiliki tenor selama lima tahun. Adapun kupon yang ditetapkan sebesar 6,875%.
INDY akan menggunakan dana hasil penerbitan obligasi itu untuk pembayaran kembali atau refinancing atas sejumlah kewajiban. Salah satunya, sisa obligasi yang jatuh tempo tahun 2018.
Mengutip laporan keuangan INDY, PT Indika Energy Tbk memiliki utang obligasi senilai US$ 115 juta yang akan jatuh tempo pada Mei 2018. Obligasi tersebut diterbitkan oleh anak usaha INDY, Indo Energy Finance BV (IEF BV).
IEF BV merilis obligasi pada 5 Mei 2011. Obligasi tersebut terbit bersamaan dengan penukaran Obligasi I Tahun 2007, senilai US$ 185 juta. Obligasi itu dikenakan bunga 7% per tahun. Dana hasil penerbitan obligasi itu juga digunakan untuk refinancing atas Obligasi I Tahun 2007 senilai US$ 65 juta.
Analis First Asia Capital David Sutyanto bilang, menerbitkan obligasi global memang bisa memberikan keuntungan tersendiri. "Salah satunya, meminimalisir resiko fluktuasi kurs," ujarnya.
Investor asing juga memiliki modal yang lebih besar. Sehingga, peluang untuk menyerap emisi INDY lebih tinggi. Apalagi, 82% investor yang menyerap obligasi INDY merupakan manajer investasi yang memang memiliki modal yang lebih solid.
Selain manajer investasi, 11% obligasi INDY diserap oleh pihak perbankan asing, dan sisanya 7% diserap oleh dana pensiun.
Sementara, dari segi lokasi, sejumlah 65% obligasi INDY dialokasikan untuk pasar Asia, 19% untuk AS, dan 16% untuk Eropa, Timur Tengah, dan Afrika.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News