kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Obligasi anyar mulai masuk pasar


Kamis, 07 Januari 2016 / 08:31 WIB
Obligasi anyar mulai masuk pasar


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pasar surat utang korporasi mulai kedatangan pasokan baru di awal tahun ini. Salah satunya, PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat alias Bank Nagari, yang menerbitkan obligasi senilai Rp 600 miliar.

Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat, efek utang tersebut dibagi dua jenis. Pertama, Obligasi VII Bank Nagari Tahun 2015 senilai Rp 500 miliar. Obligasi bertenor lima tahun ini mematok kupon tetap sebesar 10,95% per tahun.

Kedua, Sukuk Mudarabah II Bank Nagari Tahun 2015 senilai Rp 100 miliar, dengan sistem bagi hasil floating. Sukuk ini bertenor lima tahun. Masa penawaran sudah berlangsung 4-5 Januari 2016. Sedangkan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dijadwalkan 11 Januari 2016.

Perusahaan akan membayar bunga maupun bagi hasil setiap tiga bulan dengan transaksi pertama per 8 April 2016.

Research Analyst Infovesta Utama Mark Prawirodidjojo menilai, obligasi Bank Nagari cukup menarik. Besaran kupon sesuai kondisi pasar. Amunisi tambahan berupa rating yang disematkan, yakni single A.

Mark menduga, di pasar sekunder, investor seperti dana pensiun dan asuransi bakal berburu obligasi tersebut. Sebab, rating surat utang itu sesuai regulasi dan strategi mereka.

“Namun, di sukuk, dengan ekspektasi suku bunga Bank Indonesia (BI rate) turun, kupon floating kurang menarik,” paparnya.

Calon pendatang lain, obligasi PT Bank Capital Indonesia Tbk. Perseroan berencana merilis Obligasi Subordinasi Bank Capital II Tahun 2015 senilai Rp 250 miliar. Surat utang bertenor tujuh tahun ini menawarkan kupon sebesar 12% per tahun.

Rencananya, obligasi ini diterbitkan pada 15 Januari 2016. Analis Sucorinvest Central Gani Ariawan optimistis, obligasi Bank Capital terserap di pasar primer. Alasannya, besaran kupon menarik, lebih tinggi 300 basis poin dari yield obligasi pemerintah bertenor sama yang sekitar 8,89%.

Bisnis perbankan juga masih bagus ke depan. Sebab, ada peluang BI memangkas suku bunga yang saat ini di level 7,5%. Jika BI rate mengecil, penyaluran kredit perbankan bisa menggemuk.

“Yang agak menghambat dari rating triple B minus. Investor yang masuk ke obligasi ini mengharapkan kupon, bukan trading,” jelas Ariawan.

Penerbitan lebih ramai

Di sisi lain, potensi penurunan BI rate bisa mendorong korporasi gencar merilis obligasi. Pasalnya, biaya penerbitan akan lebih murah seiring mengecilnya yield obligasi. "Kuartal I-2016, ada potensi penerbitan obligasi korporasi sebanyak Rp 10 triliun-Rp 15 triliun,” prediksi Ariawan.

Mark sepakat, pemotongan suku bunga BI akan memicu emiten ramai menerbitkan obligasi. Apalagi sepanjang tahun lalu, situasi pasar yang kurang kondusif menyebabkan banyak emiten yang menunda penerbitan obligasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×