Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Felix menjelaskan, sumber capex NTBK terbagi menjadi tiga yakni funding penjualan ekuitas dan turunannya, debt dari bank loan dan semacamnya, serta funding dari internal kas Nusatama.
Dengan alokasi pendanaan yang disiapkan, NTBK berharap pertumbuhan penjualannya bisa mencapai 20% sepanjang tahun 2022. Sementara itu, pertumbuhan laba bersihnya atau net icome after tax mampu bertumbuh 3%.
Asal tahu saja, di tahun 2021 unaudited, NTBK membukukan penjualan hingga Rp 52,8 miliar dengan laba bersih Rp 1 miliar.
Baca Juga: BEI: Ada 15 Unicorn dan Centaur yang Berencana Go Public
Potensi pasar
Bisnis NTBK mendapat angin segar dari harga komoditas yang cenderung menguat dalam dua tahun terakhir, misalnya saja harga batubara yang sempat mencapai all-time high. Komoditas nikel juga menguat dengan adanya program hilirisasi dan smelter. Di sisi lain target lifting migas yang meningkat dari 700.000 barel per hari menjadi 1 juta barel per hari di tahun 2030 menjadi katalis positif lainnya.
"Kesemuanya mencerminkan peluang penjualan untuk pemenuhan investasi baru dari industri-industri tersebut dalam bentuk alat-alat penunjang kerja khususnya special vehicle buatan NTBK," jelas Felik.
Asal tahu saja, perusahaan yang berdiri sejak tahun 2009 itu bergerak di bidang industri manufaktur kendaraan khusus terutama kendaraan truk atau kendaraan komersial yang digunakan di bidang hulu dan hilir migas, pertambangan serta industri komersial.
Baca Juga: Segera IPO, Nusatama Berkah Incar Dana Hingga Rp 70 Miliar
Pelanggan utama NTBK merupakan perusahaan yang bergerak di industri pertambangan batubara, nikel, bauksit maupun emas. Pelanggan lain berasal dari perusahaan di sektor migas, baik di hulu maupun hilir. NTBK juga melayani pelanggan yang bergerak di sektor timber atau kehutanan seperti pulp & paper, serta pelanggan dari sektor konstruksi.
Adapun mencermati data dari Biro Pusat Statistik, industri pertambangan, hulu dan hilir migas, konstruksi, angkutan darat serta transportasi tercatat menyumbang lebih dari 10% PDB Indonesia pada tahun 2020 yang mencapai lebih dari US$ 1 triliun.
"Dapat dibayangkan bahwa pangsa pasar kendaraan khusus akan terus berkembang sebagai penunjang usaha-usaha yang ada pada industri tersebut," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News