Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Nusantara Almazia Tbk yang bergerak di bidang developer dan properti menargetkan pertumbuhan pendapatan lebih dari 100% pada 2020 mendatang.
Melansir informasi yang diterima Kontan.co.id pada paparan publik, di akhir tahun ini Nusantara Almazia menargetkan bisa membukukan penjualan sebesar Rp 74,97 miliar.
Pada 2020 mendatang pendapatannya diproyeksikan akan mencapai Rp 206,01 miliar. Sedangkan laju pertumbuhan majemuk tahunan atau Compound Annual Growth Rate (CAGR) yang ditargetkan untuk lima tahun ke depan akan tumbuh 33,12%.
Nusantara Almazia juga berani memproyeksikan pertumbuhan labanya sebesar 242% di 2020. Pada 2019 perolehan labanya ditargetkan sebesar Rp 7,13 miliar dan diproyeksikan akan meningkat menjadi sebesar Rp 24,02 miliar di 2020.
Dalam lima tahun ke depan, Nusantara Almazia juga menargetkan CAGR laba neto akan tumbuh 69,04%.
Direktur Utama Nusantara Almazia Deddy Indrasetiawan menyatakan optimistis dengan target ini karena memiliki banyak proyek real estate yang dibangun di daerah yang strategis yakni Tangerang dan Kabupaten Karawang.
"Pada proyek apartemen di Tangerang, konsep yang jadi unggulan adalah hunian dengan Transit Oriented Development (TOD) di jantung transportasi umum kota Tangerang," jelasnya saat paparan publik, Selasa (3/9).
Beberapa proyek yang sudah berjalan sejak 2018 adalah Apartemen Poris 88 di Tangerang. Apartemen Poris Tower 1 dari 372 unit yang tersedia sampai saat ini sudah hampir semua terjual. Nusantara Almazia juga telah mengantongi izin untuk membangun Tower kedua.
Baca Juga: Setelah IPO, Nusantara Almazia menargetkan recurring income hingga 30%
Deddy optimistis proyek apartemen di Tangerang ini akan laku karena posisinya strategis dekat dengan layanan transportasi. Fasilitas transportasi yang tersedia adalah stasiun KRL Poris dan Batu Ceper, Kereta Bandara dan Terminal Bus Terpadu Poris Plawad yang melayani rute transjakarta ke Senayan dan bus antar kota antar provinsi.
Selain transportasi umum, lokasi ini juga direncanakan menjadi salah satu akses masuk tol JORR II Kunciran-Bandara.
Selain itu, proyeknya yang sudah ada di Tangerang adalah perumahan Simprug di Poris dengan luas tanah 280.000 meter persegi. Rumah yang sudah terjual dan dihuni sebanyak 1.439 unit dengan persediaan 16 unit rumah.
Selain di Tangerang, Nusantara Almazia juga membangun proyek perumahan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) di Kabupaten Karawang.
Deddy optimistis dapat meraih pertumbuhan pendapatan hingga lima tahun ke depan sampai 33,12% karena ditopang oleh potensi di pasar FLPP yang sangat besar.
Penjualan rumah FLPP sejalan dengan program pemerintah dan melayani masyarakat untuk membeli rumah murah. Nusantara Almazia berpeluang meraih keuntungan di penjualan rumah FLPP karena pemerintah menargetkan dapat mengurangi backlog perumahan setiap tahun.
Pada 2018, data backlog untuk rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah masih mencapai 7,6 juta unit. Deddy menjelaskan pemerintah targetkan bisa mengurangi backlog tersebut hingga 5,4 juta rumah pada tahun 2019.
Selain itu, menurut Deddy rumah FLPP ini tujuannya bukan untuk investasi melainkan tempat menetap. Jadi Deddy menyatakan penjualan rumah ini tidak berpengaruh signifikan pada sektor properti yang sedang lesu.
Kemudian pemerintah juga telah memberikan target bagi para bank-bank penyalur kredit FLPP untuk menyalurkan kredit sebagaimana kuota yang telah
diberikan.
Salah satu proyek yang cukup dikenal yang dibangun di Karawang adalah Citra Kebun Mas (CKM) yang menjual beberapa jenis perumahan, pertama CKM I -FLPP, Saung Indah - Non FLPP, Saung Kebun - Non FLPP, dan Nusa Residence. Dari empat proyek ini sudah terjual dan dihuni kurang lebih 15.500 meter persegi dengan persediaan 933 unit.
Pada akhir tahun ini, Deddy menargetkan bisa menjual 40 rumah dari proyek Saung Indah yang baru diluncurkan pada Juli 2019. Lewat target penjualan ini, diharapkan bisa menopang penjualan hingga akhir 2019 ini.
Baca Juga: Nusantara Almazia mematok harga IPO antara Rp 200-Rp 220 per saham
Direktur Sinarmas Sekuritas Kerry Rusli menyatakan peluang bisnis rumah FLPP masih oke.
"Untuk bisnis Nusantara Almazia tidak bisa dibandingkan apple to apple dengan Sinarmas atau emiten properti menengah ke atas," jelasnya.
Kerry menjelaskan rumah yang banyak dijual oleh Nusantara Almazia diperuntukkan bagi masyarakat dengan gaji maksimal Rp 4 juta. Adapun sebagian biayanya untuk membeli rumah ini disubsidi pemerintah.
Jadi ada kualifikasi khusus bagi masyarakat yang ingin membeli. Bukan hanya dilihat dari gajinya saja, tapi juga belum memiliki rumah dan belum pernah menerima subsidi pemerintah.
Fasilitas yang diberikan ada hunian FLPP ini akan meringankan beban masyarakat untuk membeli rumah. Beberapa keringanan yang diberikan adalah DP ringan 1%-5% karena mendapatkan Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM), bunga hanya 5% fixed selama 20 tahun. Adapun rumah yang dibeli juga bebas dari PPN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News