kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Nilai tukar rupiah masih tertahan tekanan eksternal


Selasa, 05 Maret 2019 / 11:53 WIB
Nilai tukar rupiah masih tertahan tekanan eksternal


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah belum mampu menunjukan penguatan walau angin segar perdamaian dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China kian kencang berhembus.

Selasa (5/3) pukul 11.57 WIB, kurs rupiah spot berada di Rp 14.144 per dollar AS. Rupiah melemah 0,1% ketimbang posisi kemarin. 

Menurut analis Asia Trade Point Futures, Deddy Yusuf Siregar, pelaku pasar masih nyaman menjadikan dollar AS sebagai aset safe haven di tengah kembalinya optimisme berakhirnya perang dagang.

"Sebagian besar masih akan menunggu kepastian sampai akhir Maret, dimana Presiden AS, Donald Trump akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping. Kira-kira apa saja kesepakatan yang menjadi pertimbangan perdamaian," jelasnya pada Kontan, Selasa (5/3).

Di sisi lain, pemangkasan target pertumbuhan ekonomi China turut menyumbang keraguan pelaku pasar untuk memasuki pasar Asia. Sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia, hasil tersebut menjadi peringatan bagi pelaku pasar untuk tidak mengambil risiko di pasar Asia. Ini pula yang menguatkan dollar AS.

Penguatan dollar AS juga makin ditopang dengan pernyataan Gubernur Bank Sentral AS, Jerome Powell, jika perlambatan ekonomi bisa saja terjadi namun secara keseluruhan perekonomian AS cukup baik.

"Menilik pernyataan Powell, bukan tidak mungkin The Fed akan mengubah kebijakannya menjadi hawkish dan menaikan suku bunga, kira-kira satu kali, di tahun ini," tambah Deddy.

Ditambah lagi, beberapa bank sentral dari negara-negara ekonomi besar lainnya, seperti Bank of England dan Bank of Japan masih berpegang pada kebijakan dovish. Ini pula menjadi katalis positif bagi dollar AS.

"Bisa dilihat pula bagaimana penurunan harga-harga komoditas unggulan kita seperti CPO dan batubara. Juga kenaikan harga minyak dunia kemarin. Ini makin memberatkan rupiah," tutur Deddy.

Deddy belum melihat adanya sentimen positif yang berpotensi menguatkan rupiah dalam waktu dekat. Dirinya menyampaikan agar menunggu hasil data cadangan devisa, data payroll AS, serta ketenagakerjaan AS yang akan diluncurkan minggu ini.

"Walau belum ada sentimen yang berpotensi menguatkan rupiah, Bank Indonesia (BI) pernah menyampaikan jika pelemahan rupiah tahun ini tidak akan lebih dari level Rp 14.200 per dollar AS dan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 6%. Ini menjadi kekuatan tersendiri nantinya," jelas Deddy.

Atas optimisme tersebut, Deddy melihat penguatan berpotensi terjadi hari ini di kisaran Rp 14.100 per dollar AS - Rp 14.155 per dollar AS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×