Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi
Namun, sejauh ini Alwi cenderung melihat rupiah baru akan menguat jika sentimen risk on kembali meningkat. Salah satu faktornya adalah masalah utama bisa diatasi, yakni kekhawatiran mengenai virus corona selesai.
“Selain itu, kebijakan the Fed yang tetap mempertahankan suku bunga rendah, setidaknya sampai tahun 2022 bisa menjadi amunisi tambahan buat rupiah. Kondisi ini memungkinkan adanya aliran dana yang masuk ke dalam negeri karena faktor carry trade,” tambah Alwi.
Baca Juga: Rupiah di kurs tengah BI menguat ke Rp 14.228 per dolar AS pada Senin (15/6)
Alwi menilai sepanjang semester II-2020 mendatang rupiah masih akan berada di kisaran Rp 14.000-an per dolar AS.
Bila sentimen bisa terus membaik dan mendukung rupiah, Alwi memproyeksikan rupiah bisa ditutup di kisaran Rp 13.500 per dolar AS pada akhir tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News