kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Nilai divestasi anak usaha DEWA US$ 11,5 juta


Kamis, 17 Juli 2014 / 17:41 WIB
Nilai divestasi anak usaha DEWA US$ 11,5 juta
ILUSTRASI. Menteri BUMN Erick Thohir bersama Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansury dan Kartika Wirjoatmodjo (kanan) usai raker?bersama Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (13/2/2023).


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Darma Henwa Tbk (DEWA) akhirnya membeberkan nilai divestasi 93,4% saham salah satu anak usahanya, PT DH Energy (DHE) kepada Lennete Limited.

Wachjudi Martono, Presiden Direktur DEWA menyatakan, nilai divestasi 93,4% saham DHE disepakati kedua belah pihak senilai US$ 11,5 juta. "Pembayarannya dilakukan dengan penerbitan promissory notes (surat sanggup bayar)," kata dia dalam keterangan resmi, Kamis (17/7).

Promissory notes itu sendiri sudah ditandatangani DEWA dan Lennete pada 15 Juli 2014 lalu. Perjanjian jual beli saham DHE pertama kali ditandatangani pada 16 Januari 2014.

Divestasi ini merupakan langkah DEWA untuk melakukan restrukturisasi dengan cara melepas aset-aset yang tidak produktif. DHE sebelumnya tercatat sebagai kendaraan DEWA untuk memiliki saham di delapan anak perusahaan lainnya.

Aksi divestasi anak usaha ini merupakan yang kedua kalinya dilakukan DEWA dalam dua bulan terakhir. Pada 13 Desember 2013, DEWA juga telah sepakat melepas 100% saham Corfield Investment Limited kepada Canoncom Limited.

Namun, divestasi Corfield belum berlaku efektif karena masih membutuhkan kajian dari aspek legal. Sayangnya, nilai divestasi Corfield belum diungkapkan manajemen DEWA.

Selain menendang aset non-produktif, aksi divestasi ini pun sangat mungkin dilakukan DEWA untuk menutupi kebutuhan dana ekspansinya. Tahun ini, DEWA mengalokasikan belanja modal sebesar US$ 210 juta.

Dana itu akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengerjaan beberapa kebutuhan terutama untuk menggarap proyek di Bengalon. Proyek ini merupakan tambang batubara milik anak usaha Grup Bakrie, PT Kaltim Prima Coal (KPC).

Bengalon termasuk dalam empat proyek lanjutan yang digarap DEWA. Tiga proyek lainnya adalah Asam Asam, Binungan Timur dan Malinau. Selain empat proyek itu, perseroan juga akan memiliki tujuh proyek baru yang baru dikerjakan 2012 lalu.

Proyek-proyek baru yang dimaksud adalah proyek jasa penambangan batubara di Lahat, Sumatera Selatan. Lalu, penambangan di Muara Teweh, Kalimantan Tengah dan penambangan infrastruktur pengangkutan batubara di Kalimantan Timur.

DEWA juga meraih tiga kontrak jasa penambangan batubara di Pulau Bunyu, Kalimantan Timur, Murung Raya, Kalimantan Tengah, dan Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.

Satu proyek lainnya adalah pembangunan fasilitas workshop di Kalimantan Timur. Dengan ekspansi tersebut,  DEWA mengincar pendapatan US$ 392,24 juta dan laba kotor yang bisa diperoleh dari hasil operasional sekitar US$ 4,8 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×