kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.702.000   23.000   1,37%
  • USD/IDR 16.455   -47,00   -0,29%
  • IDX 6.647   101,60   1,55%
  • KOMPAS100 948   13,40   1,43%
  • LQ45 745   12,75   1,74%
  • ISSI 208   3,62   1,77%
  • IDX30 388   6,68   1,75%
  • IDXHIDIV20 466   5,52   1,20%
  • IDX80 108   1,63   1,53%
  • IDXV30 111   0,55   0,50%
  • IDXQ30 127   1,96   1,56%

Net Sell Asing Tembus Rp 4 Triliun di Pasar Saham, Ini Pemicunya


Minggu, 02 Februari 2025 / 19:43 WIB
Net Sell Asing Tembus Rp 4 Triliun di Pasar Saham, Ini Pemicunya
ILUSTRASI. Sepanjang Januari 2025, jumlah net sell asing sudah mencapai Rp 4 triliun di seluruh pasar saham Indonesia


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai akumulasi net sell investor asing di pasar saham Indonesia semakin menebal. Sejak awal 2025 hingga penutupan Jumat (31/1), net sell asing sudah mencapai Rp 4 triliun di seluruh pasar saham.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus tekanan ini merupakan respons pelaku pasar terhadap keputusan Federal Reserve (The Fed). 

Adapun pada Januari 2025, bank sentral asal Amerika Serikat (AS) itu memutuskan untuk menahan tingkat suku bunga acuan di level 4,25%–4,50%. 

Artinya, penurunan tingkat suku bunga The Fed semakin terbatas kian menjadi nyata. Pasalnya, The Fed masih berupaya untuk mengejar target inflasi di level 2%. 

Baca Juga: Menilik Potensi Dividen dari Penghuni Baru Indeks High Dividend20

“Rasanya dengan kebijakan Donald Trump yang ada saat ini, berat rasanya bagi inflasi AS untuk bisa kembali ke 2%, apalagi dengan data ketenagakerjaan yang kuat,” jelas Nico kepada Kontan akhir pekan lalu. 

Adapun data tenaga kerja non–farm payroll AS naik 256.000 pekerja pada Desember 2024. Ini menjadi pertumbuhan tertinggi sejak Maret 2024. 

Sementara itu, tingkat pengangguran di Negeri Paman Sam itu turun ke 4,1% di Desember 2025 dibanding bulan sebelumnya atau Month on Month (MoM) dari 4,2% pada November 2024.  

“Sebab itu, pelaku pasar dan investor seperti kecewa atas apa yang disampaikan oleh The Fed sehingga pasar terkoreksi dan pasar masih wait and see menunggu beberapa data penting,” tutur Nico.

Selanjutnya: TUGU Dikabarkan Dapat Penawaran Soal Divestasi Properti di Hong Kong Rp 1 Triliun

Menarik Dibaca: Cara Tercepat Turunkan Gula Darah Tinggi Ketika Darurat di Rumah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×