kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Net buy asing berlanjut, ini penjelasan analis soal fundamental emiten yang dilirik


Minggu, 14 April 2019 / 12:23 WIB
Net buy asing berlanjut, ini penjelasan analis soal fundamental emiten yang dilirik


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor asing mencetak penjualan bersih sebesar Rp 1,28 triliun di seluruh pasar pada perdagangan sepekan terakhir. Meski begitu, sejak awal tahun hingga saat ini atau year to date (ytd) investor asing telah membukukan pembelian bersih lebih dari Rp 14,69 triliun.

Menilik data dari RTI Minggu (14/4), berikut adalah saham-saham dengan pembelian bersih terbesar asing di perdagangan regional ytd:
1. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Rp 6,94 triliun
2. Telekomunikasi Indonesia (TLKM) Rp 1,96 triliun
3. Unilever Indonesia (UNVR) Rp 1,12 tiriliun
4. Perusahaan Gas Negara (PGAS) Rp 1,04 triliun
5. H M Sampoerna (HMSP) Rp 1,03 triliun
6. Barito Pacific (BRPT) Rp 875,52 miliar
7. Bank Tabungan Pensiunan Syaria (BTPS) Rp 765,52 miliar
8. Bank Danamon (BDMN) Rp 664,96 miliar
9. Bank Central Asia (BBCA) Rp 484,66 miliar
10. Bank Negara Indonesia (BBNI) Rp 462,86 miliar

Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas menjelaskan tiga saham teratas yang paling diburu asing karena memiliki fundamental yang baik. Menurutnya, tiga saham tersebut yakni BBRI, UNVR, dan TLKM terus mencatatkan pertumbuhan laba.

BBRI pada tahun 2018 laba bersih tumbuh sebesar 11,5% dan UNVR tumbuh 30% year on year. Sedangkan TLKM estimasi pendapatan disetahunkan mengalami penurunan. 

Walaupun begitu, TLKM menjadi emiten di sektor telekomunikasi yang mampu mencatat laba. “Saham UNVR dan TLKM juga termasuk saham defensif menjadi salah satu alasan asing untuk membeli,” jelas dia kepada Kontan.co.id Jumat (12/4).

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji lebih menekankan pada perkembangan TLKM sebagai emiten telekomunikasi yang paling defensif.

Nafan menjelaskan market share TLKM masih besar. Saat ini TLKM sedang memperkuat layanan data broadband melalui brand Indihome. Hingga November 2018, layanan Indihome telah mencapai 5 juta subscriber.

“Adapun periode pelaksanaan pemilu berpotensi meningkatkan traffic pemakaian dan konsumsi data,” jelasnya.

Pendapatan TLKM pada 2018 dan 2019 diproyeksikan menguat 3,8% yoy dan 8,1% yoy. Laba bersih TLKM pada 2018 diproyeksikan turun 9,8% yoy namun pada 2019 diproyeksikan meningkat 12,8% yoy.

Menurut Nafan, alasan investor asing masih tertarik membeli BBRI dan UNVR setahun terakhir karena keduanya juga saham defensif yang kinerjanya terus membaik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×