Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina |
JAKARTA. Nathaniel Rothschild (Nat), lawan utama Grup Bakrie dalam perebutan kekuasaan Bumi Plc, memilih bungkam terkait transaksi penyelesaian utang PT Bumi Resources Tbk (BUMI) senilai US$ 1,3 miliar kepada China Investment Corporation (CIC).
Hal itu diungkapkan Ian Middleton, Juru Bicara Nat Rothshcild dalam surat elektroniknya kepada KONTAN. Dia juga enggan mengomentari salah satu klausul transaksi yang mengharuskan BUMI melepas 42% saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) kepada CIC.
Padahal, aksi ini sangat disoroti publik maupun Bursa Efek Indonesia (BEI). Terbukti, saham BUMI dan BRMS dihentikan sementara (suspensi) oleh BEI sejak perdagangan sesi I hari ini.
"Nat Rothschild tidak ingin berkomentar lebih jauh atas hal ini," terang Ian, Kamis (10/10). Menjelang Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bumi Plc guna mengambil keputusan atas proposal Grup Bakrie yang bakal digelar November mendatang, tensi pertikaian kubu Rothschild dan Grup Bakrie memang tidak sekencang beberapa bulan lalu.
Pada bulan-bulan awal 2013, Rothschild sangat gemar mengomentari setiap aksi emiten-emiten yang terkait dengan Bumi Plc. Pada awal Maret lalu misalnya, Rotshcild ikut berkomentar soal pengunduran diri Samin Tan, Chairman Bumi Plc sekaligus pemilik PT Boreno Lumbung Energi & Metal Tbk (BORN), dari posisinya sebagai Presiden Direktur BRMS.
Dia menuding pengunduran diri itu sebagai langkah Samin Tan guna mengontrol penuh anak usaha Bumi Plc yang lain, PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU). Selepas pengunduran diri itu, dua top eksekutif BORN, yakni Kenneth Raymond Allan dan Eva Novita Tarigan dipilih untuk masuk ke jajaran direksi BRAU.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News