kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Nat: Prematur berasumsi BUMI keluar dari Bumi Plc


Sabtu, 02 Maret 2013 / 06:03 WIB
Nat: Prematur berasumsi BUMI keluar dari Bumi Plc
ILUSTRASI. Kunjungan Presiden Komisaris PTPP?Andi Gani Nena Wea ke proyek pelabuhan?petikemas Kalibaru dan?Maritime Tower, Jakarta Utara.


Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Jumlah kepemilikan saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) pada PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) diam-diam menyusut. Berdasarkan laporan Biro Administrasi Efek Sinartama Gunita per 22 Februari 2013, BUMI hanya memiliki 11,55 miliar lembar saham atau setara dengan 45,19% saham BRMS.

Sementara Long Haul Indonesia mengantongi 12,8% atau 3,27 miliar lembar saham BRMS. Dengan begitu, total kepemilikan saham BRMS yang jumlahnya di atas 5% mencapai 57,99%.
Penelusuran data yang dilakukan KONTAN memperlihatkan kepemilikan BUMI pada BRMS terus menyusut sejak Agustus 2012. Per 16 Agustus 2012, kepemilikan BUMI pada BRMS berjumlah 74,04% dan beberapa kali mengalami perubahan.

Misalnya pada laporan registrasi bulan kepemilikan saham BRMS yang dirilis 30 September 2012,
BUMI memiliki 60,9% saham BRMS dan Long Haul memiliki 14,83% saham BRMS. Pihak Bumi Resources sendiri sudah membantah penyusutan saham BUMI di Bumi Resources Mineral ini. Tetapi kepada Kontan, salah satu pemegang saham Bumi Plc, perusahaan induk BUMI Nathaniel Rothschild lewat sambungan telepon internasional Kamis (28/2) kepada Kontan, mengatakan bahwa dirinya sudah mengetahui dirinya sejak lama adanya penjualan saham BUMI di BRMS ini.

Selain berbicara soal penyusutan kepemilikan BUMI di BRMS, Nat Rothschild juga berbicara tentang posisinya pasca kekalahan di RUPS Luar Biasa Bumi Plc pada 21 Februari lalu dan hubungannya dengan pengusaha Indonesia Hasyim Djojohadikusumo.

Kontan: Bagaimana tanggapan Anda soal penjualan dan penyusutan saham Bumi Resources di Bumi Resources Mineral dari 87 % menjadi 54 %?

Nat : Sudah sangat jelas bagi kami. Seorang whistle blower sudah memberikan dokumen. Dokumen itu menyatakan bahwa Bumi Resources sudah menjual kepemilikannya kepada keluarga Bakrie, lewat Long Haul Indonesia. Kami punya bukti yang jelas dari dokumen yang kami terima pada Juni dan Juli tahun lalu sebuah proposal di Bumi Resources untuk menjual kepemilikan Bumi Resources di Bumi Resource Minerals. Kami dan Bumi Plc tahu hal itu.

Sementara itu laporan keuangan Bumi Resources dan Bumi Resources dan Minerals pada Juni 2012 dan September 2012 Bumi Resource mengklaim bahwa Bumi memiliki 87 % saham di Bumi Resources Mineral , itu tidak benar. Kami tahu bahwa antara bulan Mei 2012 sampai September 2012 Bumi Resource telah menjual sahamnya dari 87 % hingga tersisa 54 %.

Kami bertanya mengapa OJK (Otoritas Jasa Keuangan ) tidak melakukan penyelidikan atas hal ini. Mengapa OJK tidak berusaha menyelidiki dan mencari tahu pengurangan kepemilikan saham BUMI di BRMS yang tidak diungkap ke publik? Padahal ini kan merupakan prioritas utama mereka.

Samin Tan sebagai CEO tidak melakukan apa pun. Hanya seseorang yang mengetahui hal itu membocorkannya kepemilikan Bumi Resources di Bumi Resources Mineral yang sudah turun dari 87 % menjadi 54 %.

Kami punya banyak contoh yang menunjukkan bahwa Samin Tan memang membiarkan semua penyimpangan ini terjadi. Samin Tan telah membiarkan keluarga Bakrie mengalihkan dana hasil initial public offering (IPO) Bumi Resources dan Mineral pada tahun 2010 kepada Bank UOB sebesar US $ 110 juta. Dana yang disimpan di Bank UOB itu, kemudian dipinjamkan kembali kepada keluarga Bakrie pada bulan Mei 2012.

Selain itu, pihak Samin Tan juga membiarkan penggunaan dana sebesar US$ 100 juta untuk membayar bunga utang Bumi Resource kepada Credit Swiss m pada September hingga Oktober 2012. Padahal , dana itu awalnya akan digunakan untuk konstruksi proyek pertambangan seng bawah tanah di Sumatra Utara dan Nangroe Aceh Darussalam, Dairi Prima. Akibatnya tidak ada sama sekali proyek konstruksi di Dairi Prima.

Kontan: Kalau Anda sudah tahu sejak lama mengapa tidak memprotesnya sejak awal ?

Nat: Kami tidak dapat membuktikan penjualan itu. Kami mengetahui beberapa data atau file terkait kasus ini, tetapi tidak punya bukti kuat menengahi hal ini sampai seseorang mengumumkannya.

Bumi Resources sendiri sudah membantah adanya pengurangan jumlah saham BUMI di Bumi Resources Mineral. Tetapi pengumuman di keterbukaan informasi BEI sudah menujukan bahwa mereka sudah menjual saham mereka. Pasti ada korupsi disini. Mengapa otoritas keuangan di Indonesia membiarkan hal seperti ini terjadi? Otoritas keuangan Indonesia telah gagal menginvestigasi hal ini. Pasti ada korupsi di sini.

Kontan: Apa yang akan Anda lakukan?
Nat: Kami akan berbicara dengan otoritas di Indonesia.

Kontan: Bagaimana sikap dan posisi Anda terkait kekalahan Anda di RUPS Luar Biasa Pada Tanggal 21 Februari 2013?

Nat: Pertama-tama , saya tegaskan kami tidak kalah. Kami memenangkan dua per tiga dari suara pemegang saham. Karena Take Over Panel tidak mengizinkan tiga pemegang saham yang memiliki kaitan dengan Grup Bakrie untuk mewakili suara mereka. Kami setuju dengan putusan

Kami juga saat ini sedang menyiapkan informasi bagi Take Over Panel terkait dengan pemegang saham lain yang kemungkinan punya kaitan dengan Grup Bakrie. Kami akan mempertimbangkan langkah hukum yang mungkin diambil.

Kami tahu bahwa salah satu investor yang membeli saham Bukit Mutiara menjelang RUPS Luar Biasa, yaitu Avenue (Avenue Luxemburg S.A.R.L ) merupakan pihak yang memiliki keterkaitan dengan Grup Bakrie. Avenue juga merupakan pemegang saham di Bakrieland (ELTY).

Selain itu, Avenue pernah meminjamkan uang kepada Grup Bakrie sebesar US $ 200 juta untuk membeli Berau lewat Bukit Mutiara, dan Bakrie gagal membayar utang ini, jadi Avenue mendapatkan saham di Bumi Plc ketika Bukit Mutiara dan Recapital menjual saham mereka menjelang RUPS Luar Biasa.

Kontan: Apa langkah Anda selanjutnya dengan Berau jika keluarga Bakrie nantinya berhasil memboyong keluar Bumi Resources dari Bumi Plc?

Nat: Saya salah satu pemegang saham di Bumi Plc. Saya masih akan di Bumi Plc. Saya tahu keluarga Bakrie tidak mempunyai uang untuk memboyong Bumi Resource keluar dari Bumi Plc. Dari mana mereka mendapatkan uangnya? Tidak ada bukti bahwa mereka memiliki uang. Bahkan mereka tidak punya uang untuk membayar deposit di escrow account senilai US $ 50 juta . Jadi sangat prematur untuk mengatakan bahwa mereka bisa melanjutkan proposal pemisahan dari Bumi plc. Mengapa Anda percaya pada Bakrie? Tidak ada satu pun bukti yang menunjukkan bahwa mereka jujur. Kami hanya akan melihat dan menunggu .

Kontan: Mengapa Anda sepertinya ngotot untuk berkonflik dengan keluarga Bakrie di Bumi Plc ? Berapa kerugian Anda?

Nat: Sangat sederhana. Saya tidak suka ditipu. Keluarga saya adalah keluarga yang jujur dan pekerja keras. Kami tidak suka dengan penipuan. Mereka telah menyalahgunakan uang . Di awal mereka berjanji untuk tunduk pada aturan corporate governance Inggris. Tetapi mereka telah menyelewengkan  jutaan dollar.

Kontan: Kami mendapatkan informasi bahwa semua konflik ini Anda desain sejak awal untuk menguasai aset batubara Indonesia lewat apa yang disebut dengan Archipelago Project?

Nat: Sama sekali tidak benar. Saya hanya menolong pemegang saham minoritas baik di Bumi Resources dan dengan sendirinya di Bumi Plc juga. Selama ini hanya keluarga Bakrie yang diuntungkan.

Kontan: Apa langkah Anda selanjutnya dengan dugaan penyimpangan keuangan tersebut?

Nat: Itu urusan perusahaan (Bumi Plc). Mereka sudah menanganinya. CEO Bumi plc sudah melaporkan ke otoritas Indonesia OJK. Saya sendiri, sudah pernah meminta Bumi Plc untuk menginvestigasi kebenarannya. Tetapi mereka tidak mampu untuk mendapatkan akses ke dalam Bumi Resources.

Mereka ditolak oleh Bumi Resources. Saya akan berbicara dengan pemegang saham lainnya terkait hal ini. Tentu saya akan mengambil tindakan yang ekstra. Tetapi untuk saat ini, saya masih menunggu bagaimana respons Bumi Plc dan otoritas Indonesia OJK tentang penyimpangan keuangan ini. Pasti akan butuh banyak waktu untuk melakukan penyelidikan terhadap Rosan Roeslani dan Grup Bakrie.

Kontan: Bagaimana hubungan Anda dengan Hasyim Djojohadikusumo dalam konteks bisnis? Apakah Anda akan menggunakan Hasyim sebagai tangan Anda di Indonesia dan meredam isu
nasionalisme Indonesia?

Nat: Kami adalah sahabat yang luar biasa. Saat ini kami sama-sama pemegang saham di Bumi Plc. Hasyim adalah seorang pengusaha yang hebat dan sangat sukses. Kalau bicara nasionalisme, keluarga Hasyim sudah kehilangan empat anggota keluarga mereka demi nasionalisme Indonesia. Sedangkan keluarga

Bakrie tidak melakukan apa pun untuk Indonesia. Keluarga Hasyim adalah pahlawan besar bagi Indonesia. Mereka telah mencurahkan darah mereka untuk Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×