kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.205   64,31   0,90%
  • KOMPAS100 1.106   11,04   1,01%
  • LQ45 878   11,56   1,33%
  • ISSI 221   1,08   0,49%
  • IDX30 449   6,43   1,45%
  • IDXHIDIV20 540   5,72   1,07%
  • IDX80 127   1,45   1,15%
  • IDXV30 135   0,62   0,46%
  • IDXQ30 149   1,69   1,15%

Nasib rupiah dibayangi keputusan The Fed


Rabu, 29 Januari 2014 / 19:52 WIB
Nasib rupiah dibayangi keputusan The Fed
ILUSTRASI. Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman Akui Perusahaan Lokal Minati WIUPK Lahan ex Vale Indonesia. REUTERS/Yusuf Ahmad/Files (INDONESIA - Tags: ENERGY BUSINESS)


Reporter: Dina Farisah | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Rupiah sedikit menguat pada perdagangan hari ini, Rabu (29/1). Di pasar spot, USD/IDR melemah 0,19% dibanding hari sebelumnya menjadi 12.166. Kurs tengah dollar AS di Bank Indonesia tergerus 0,2% menjadi 12.165.

Albertus Christian, Senior Researcher & Analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan, penguatan rupiah ditopang koreksi dollar secara teknikal setelah naik tinggi pada tiga hari lalu.

Rupiah terapresiasi seiring membaiknya sentimen eksternal terhadap aset berisiko. Hal ini tercermin oleh naiknya won Korea dan indeks saham Asia yang menunjukkan penguatan. Selain itu, rupiah juga diuntungkan karena meredanya krisis di negara berkembang seperti Turki dan Argentina.

“Bank Sentral Turki sepakat untuk menaikkan suku bunga 425 basis poin menjadi 12% untuk meredam capital outflow dari emerging market. Kondisi ini memberikan dorongan bagi kenaikan rupiah seiring membaiknya risk appetite,” tutur Albertus.

Menurutnya, pelemahan rupiah sudah mereda. Pemerintahan Turki berkomitmen menarik kembali hot money. Kondisi ini mengembalikan kepercayaan pasar. Maka itu, besok pergerakan rupiah diproyeksikan bergantung dari keputusan Bank Sentral AS, The Federal Reserve.

Apabila The Fed melakukan pengurangan stimulus sebesar US$ 10 miliar pada setiap pertemuan, maka bisa berdampak positif bagi dollar AS dan memukul kinerja rupiah.

Sebaliknya, apabila The Fed menunda tapering maka dollar AS berpeluang melemah tajam. Hal ini mendorong rupiah untuk rebound.

Reny Eka Putri, analis pasar uang Bank Mandiri menilai, The Fed belum melakukan tapering. Sebab, target tingkat pengangguran sebesar 6,5% di AS belum tercapai. Saat ini, tingkat pengangguran AS masih di level 6,7%.

Ada kemungkinan The Fed mempertimbangkan tingkat pengangguran yang belum sesuai dengan harapan. Di sisi lain, lanjut Reny, rupiah masih dibayangi ancaman inflasi. Banjir yang melanda Ibukota selama lebih dari dua pekan diduga akan melambungkan inflasi Januari.

Hari ini, Reny memprediksi rupiah bergerak di kisaran 12.130-12.245 per dollar AS. Sementara Albertus memperkirakan pasangan USD/IDR berada pada level 12.110-12.200.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×