kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Nasib default ditentukan hari ini, BUMI anjlok 3%


Jumat, 20 Juni 2014 / 10:09 WIB
Nasib default ditentukan hari ini, BUMI anjlok 3%
ILUSTRASI. Pemerintah akan menawarkan sejumlah insentif pajak bagi investor yang akan berinvestasi di Ibu Kota Nusantara (IKN).Foto Ist Kementerian PUPR


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) pada hari ini (20/6) dilanda aksi jual. Pada pukul 10.04 WIB, saham BUMI terpangkas hingga 3,03% menjadi Rp 160.

Berdasarkan data Bloomberg, tiga sekuritas yang paling banyak melepas saham ini adalah Deutsche Securities Indonesia senilai Rp 601,381 juta, Samuel Sekuritas Indonesia senilai Rp 340,170 juta, dan Indo Premier Securities Rp 38,328 juta.

Aksi jual yang melanda BUMI ini terkait dengan upaya Grup Bakrie untuk menghindari gagal bayar (default) ke tiga atas utang perusahaannya dalam 16 bulan terakhir. Berdasarkan memorandum yang dikirim kepada investor, pada Rapat Pemegang Obligasi tersebut, BUMI akan meminta persetujuan pemegang obligasi untuk memperpanjang convertible bonds yang jatuh tempo pada Agustus selama tujuh tahun ke depan. Sebelumnya, BUMI gagal membayar kupon pada 5 Juni lalu.

Dalam memorandum tersebut ditulis bahwa BUMI mengajukan perpanjangan jatuh tempo obligasi berkupon 9,25% itu menjadi Juli 2021. Selain itu, BUMI juga mengajukan untuk mengurangi kupon tahunan menjadi 7% dan mengubah harga konversi menjadi Rp 750 (US$ 0,06) dari sebelumnya Rp 3.366,9.

Jika BUMI mengalami default, maka hal itu akan menambah panjang daftar perusahaan Indonesia yang gagal membayar utangnya menjadi tujuh perusahaan. Termasuk di dalamnya PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) dan PT Bakrieland Development Tbk yang gagal membayar utang obligasi mereka senilai US$ 1,53 miliar sejak 2008.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×