kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Nasabah beraset Rp 500 juta pilih investasi saham


Kamis, 07 November 2013 / 16:44 WIB
Nasabah beraset Rp 500 juta pilih investasi saham
ILUSTRASI. Penjualan produk Sari ROTI - PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI)


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Survei terbaru yang dilakukan HSBC di Indonesia menemukan, nasabah affluent atau yang memiliki nilai asset di atas Rp 500 juta memiliki tingkat kekhawatiran tertinggi akan dampak inflasi yang terjadi 12 bulan sebelumnya maupun 12 bulan ke depan.

"Nasabah affluent Indonesia akan cenderung meningkatkan tabungan mereka sebesar 49%. Ini lebih tinggi dari beberapa negara lain yakni Australia, China, Hong Kong, Malaysia, Singapura dan Taiwan," kata Steven Suryana, Senior Vice President and Head of Wealth Management HSBC Indonesia di Jakarta, Kamis (7/11).

Survey nasabah affluent Indonesia ini adalah bagian dari 1000 nasabah perorangan dari segmen affluent di Australia, China, Hong Kong, India, Malaysia, Singapore, dan Taiwan. Tujuannya mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang perilaku dan persepsi dalam berinvestasi.

Di Indonesia, survei ini dilakukan terhadap nasabah dengan nilai aset sebesar Rp.500 juta ke atas. Dalam 12 bulan ke depan, responden affluent Indonesia cenderung menginvestasikan dana perolehan baru di saham, yang diikuti oleh deposito, asuransi jiwa, properti rumah dan reksadana.

“Dalam masa yang tidak pasti, nasabah cenderung mempertahankan likuiditas. Meningkatkan tabungan memang penting, dan ini adalah langkah pertama dalam Wealth Management," katanya.

Namun inflasi yang tinggi, memiliki deposito dalam jumlah besar dapat mengurangi nilai aset dalam jangka panjang. "Diversifikasi dari produk tradisional seperti deposito hingga produk investasi lainnya sesuai dengan kebutuhan dan profil risiko tiap individu dapat menghasilkan pengembalian yang lebih baik karena disesuaikan dengan risiko yang ada,” kata Steven. (Eko Sutriyanto/Tribunnews)

Foto. www.shutterstock.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×