Reporter: Narita Indrastiti, Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Grup Salim benar-benar sedang gila belanja. Kini, hampir tiap bulan kita disodori kabar tentang akuisisi yang dilakukan oleh konglomerasi bisnis ini.
Catatan KONTAN, sejak awal tahun ini sampai dengan November 2013, Grup Salim sudah menghabiskan nyaris Rp 25 triliun. Dana tersebut untuk membiayai akuisisi dan ekspansi bisnis, mulai dari bisnis makanan dan minuman, hingga sektor otomotif.
Yang terbaru, anak usaha Grup Salim, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) membentuk perusahaan patungan dengan JC Comsa Corp asal Jepang. Rencananya, perusahaan ini akan berdiri Januari 2014. Elly Putranti, Sekretaris Perusahaan ICBP, menyatakan, ICBP memegang 51% saham di perusahaan patungan tersebut.
Sayang, belum jelas produk akhir dari hasil kongsi ini. "Saya kira nanti saja penjelasannya. Yang penting, di bisnis makanan," kata Franciscus Welirang, salah satu petinggi Grup Salim kepada Barly Haliem dari KONTAN, kemarin.
Sebagai gambaran, JC Comsa adalah produsen makanan berbahan dasar tepung terigu, seperti tortila, piza dan donat. JC Comsa juga mengelola jaringan restoran Shanghai Express, Hishizen Bento, serta Hishizen Sushi.
Sebelum menggandeng JC Comsa, ICBP baru saja merampungkan akuisisi perusahaan air minum bermerek Club, Grup Tirta Bahagia, senilai Rp 2,2 triliun. Akuisisi dilakukan via perusahaan patungan dengan PT Asahi Grup Holdings Southeast Asia.
Bulan sebelumnya, induk usaha ICBP, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), membeli mayoritas saham China Minzhong Food Corporation Limited (CMFC). INDF merogoh kocek sekitar Rp 5,5 triliun untuk akuisisi ini.
Tak hanya di Indonesia, Grup Salim juga menggelar ekspansi di luar negeri. Tahun ini, Indofood Agri Resources Ltd membeli perusahaan gula di Brasil dan Filipina.
Di luar perusahaan yang terkonsolidasi dengan INDF, Grup Salim memoles portofolio melalui PT Indomarco Makmur International Tbk (DNET). DNET membeli saham PT Nippon Indosari Tbk (ROTI), PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) dan PT Indomarco Prismatama, senilai Rp 7 triliun.
Lewat Gallant Venture, Grup Salim juga comeback dan membeli sekitar 52% saham PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS). Nilai transaksinya mencapai sekitar Rp 8,9 triliun.
Norico Gaman, Kepala Riset BNI Securities yakin, diversifikasi bisnis akan membuat kinerja Indofood semakin bagus. Namun, Reza Nugraha, analis MNC Securities mengingatkan, utang Grup Salim akan bertambah besar karena sebagian akuisisi itu dibiayai utang. Dalam satu tahun-dua tahun mendatang, utang ini bisa membebani keuangan kelompok usaha ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News