kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Musim berbelanja bagi Grup Salim


Selasa, 19 November 2013 / 07:12 WIB
Musim berbelanja bagi Grup Salim
ILUSTRASI. Minyak Kelapa adalah salah satu bahan alami yang dapat dimanfaatkan untuk menghilangkan bekas jerawat.


Reporter: Narita Indrastiti, Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Grup Salim benar-benar sedang gila belanja.  Kini, hampir tiap bulan kita disodori kabar tentang akuisisi yang dilakukan oleh konglomerasi bisnis ini.  

Catatan KONTAN, sejak awal tahun ini sampai dengan November 2013, Grup Salim sudah menghabiskan nyaris Rp 25 triliun. Dana tersebut untuk membiayai akuisisi dan ekspansi bisnis, mulai dari bisnis makanan dan minuman, hingga sektor otomotif.

Yang terbaru, anak usaha Grup Salim,  PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) membentuk perusahaan patungan dengan JC Comsa Corp asal Jepang. Rencananya, perusahaan ini akan berdiri Januari 2014. Elly Putranti, Sekretaris Perusahaan ICBP, menyatakan, ICBP memegang 51% saham di perusahaan patungan tersebut.

Sayang, belum jelas produk akhir dari hasil kongsi ini. "Saya kira nanti saja penjelasannya. Yang penting, di bisnis makanan," kata Franciscus  Welirang, salah satu petinggi Grup Salim kepada Barly Haliem dari KONTAN, kemarin.

Sebagai gambaran, JC Comsa adalah produsen makanan berbahan dasar tepung terigu,  seperti tortila, piza dan donat. JC Comsa juga mengelola jaringan restoran Shanghai Express, Hishizen Bento, serta Hishizen Sushi.

Sebelum menggandeng JC Comsa, ICBP baru saja merampungkan akuisisi perusahaan air minum bermerek Club, Grup Tirta Bahagia, senilai Rp 2,2 triliun. Akuisisi dilakukan via perusahaan patungan dengan PT Asahi Grup Holdings Southeast Asia.

Bulan sebelumnya, induk usaha ICBP, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF),  membeli mayoritas saham China Minzhong Food Corporation Limited (CMFC). INDF merogoh kocek sekitar Rp 5,5 triliun untuk akuisisi ini.

Tak hanya di Indonesia, Grup Salim juga menggelar ekspansi di luar negeri. Tahun ini, Indofood Agri Resources Ltd membeli perusahaan gula di Brasil dan Filipina.
Di luar perusahaan yang terkonsolidasi dengan INDF, Grup Salim memoles portofolio melalui PT Indomarco Makmur International Tbk (DNET). DNET membeli saham PT Nippon Indosari Tbk (ROTI), PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) dan PT Indomarco Prismatama, senilai Rp 7 triliun.

Lewat Gallant Venture, Grup Salim juga comeback dan membeli sekitar 52% saham PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS). Nilai transaksinya mencapai sekitar Rp 8,9 triliun.

Norico Gaman, Kepala Riset BNI Securities yakin, diversifikasi bisnis akan membuat kinerja Indofood semakin bagus. Namun, Reza Nugraha, analis MNC Securities mengingatkan, utang Grup Salim  akan bertambah besar karena sebagian akuisisi itu dibiayai utang. Dalam satu tahun-dua tahun mendatang, utang ini bisa membebani keuangan kelompok usaha ini.      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×